5 Cara Mudah Memulai Menulis Cerpen Menarik, Khusus untuk Pemula



GHIRAHBELAJAR.COM - Salah satu hal yang paling sulit di dunia ini adalah memulai. Ya, apa pun yang ada di dalam otak kita, ide secemerlang apa pun bila tidak pernah sama sekali kita mulai, maka hanya akan berujung sebagai khayalan, lamunan, dan mimpi di siang bolong. Isapan jempol, itu pun jempol orang. Bha, apa enaknya?

Tak kecuali buat kamu sobat Ghirah Belajar yang sedang giat belajar menulis. Biasanya mulai menulis dari yang mudah-mudah dulu. Seuatu akan terasa mudah apabila kita sudah suka. Maka, kunci utama dari meraih kemudahan itu adalah kita mestii suka, gemar, dan cinta terhadap suatu aktivitas atau pembahasan. Bagi kamu yang suka puisi, tentu menulis syair-syair penuh metafora dan kata bersayap menjadi amat menyenangkan. Bagi kamu yang suka berpikir, maka tulisan-tulisan analisis bisa menjadi wahana buatmu menuang gagasan. Dan bagi kamu yang sukanya cerita, cerpen bukan pilihan yang buruk untuk memulai kebiasaan menulis.

Namun, biasanya para penulis pemula terkendala oleh satu kalimat tanya, "Bagaimana cara memulainya?" Nah inilah yang akan kita bahas. Bahwa segala sesuatu perlu dimulai agar kita bisa mengukur seberapa kemampuan kita. Langsung saja, inilah 7 cara mudah memulai menulis cerpen buat kamu para penulis pemula yang siap menjadi cerpenis andal.

1. Banyak Menangkap Informasi

Jauh dari teori, yang pertama harus kamu lakukan adalah banyak menangkap informasi. Ya, informasi itu tidak melulu soal apa itu cerpen, bagaimana bentuk cerpen, seberapa panjang naskah cerpen dan lain-lain, melainkan mencoba menangkap dari karya-karya yang sudah ada. Ya, konsep mengamati dan meniru bisa kamu pakai di sini. Kamu bisa belajar bagaimana menarasikan cerita, memulai cerita, bahkan menggunakan tanda baca yang baik di dalam cerpen dengan banyak membaca cerpen yang sudah ada. Bisa dari koran mingguan, website, atau dari buku kumpulan cerpen. Sebagai penulis pemula, jangan sampai kehabisan akal.

2. Mulai dengan Beda

Setelah kamu membaca berbagai cerpen dari beberapa penulis, kamu bakal bisa mengidentifikasi bagaimana perbedaan gaya antara satu penulis dengan lainnya. Nah, kamu bisa pelajari bagaimana cara mereka memulai ceritanya. Tugas kamu setelah itu adalah "memulai dengan sesuatu yang beda". Bila umumnya cerita menggunakan "pada suatu hari", "pada suatu pagi", "pada malam itu", dan pada-pada lainnya, cobalah kamu mulai dengan sesuatu yang membuat penasaran.

Misalnya memulai dengan kalimat, "Hey anjing!" Tentu saja itu bukan sedang memanggil hewan piaraan, melainkan luapan emosi. Dengan kalimat begitu saja pembaca akan penasaran tentang kejadian apa yang sedang terjadi. Bisa juga dimulai dengan, "Gubrak! Sepeda motornya ringsek mencium trotoar." Berikan pembaca kejutan di awal, lalu perlahan bangunlah cerita dengan menarik.

3. Mulailah dengan Spontan

Biasanya, otak yang sudah penuh dengan informasi bakal punya info spontan yang berkualitas. Karena otak yang sudah diisi punya muatan yang cukup untuk mengeluarkan isinya dengan muda. Beda halnya bila kita tidak punya ide, tidak punya referensi. Nah, bila kamu sudah punya banyak unek-unek, kegelisahan, ide, ggasan, pemikiran, dan sebagainya langsung saja tuangkan secara spontan pada kalimat pertamamu. Dijamin, ide spontan itu bisa jadi menarik untuk diteruskan menjadi cerita pendek.

Misalnya:

Ketika saya dan kekasih mengopi di pinggir sungai, seekor ikan melompat. Ya, aneh memang, bisanya ikan berenang, ini malah melompat. Kekasihku diam-diam menjepret si ikan yang sedang melompat tadi. "Bagus," katanya. Saya cuma geleng-geleng kepala melihat foto ikan loncat itu beberapa saat sudah nongol di beranda Facebook-nya.

Dari cerita seperti itu saja, bisa dikembangkan menjadi menarik. Bayangkan bila ikan yang melompat itu kemudian menjadi konflik antara si "aku" dan kekasihnya. Lantaran di postingannya banyak cowok yang komen. Atau justru ia jadi viral karena hasil jepretannya banyak disukai orang, lalu kekasihnya itu jadi artis dan lupa akan si "aku" yang bersamanya pada waktu di pinggir sungai itu.

4. Jujurlah dalam Menuturkan Cerita

Jujur yang dimaksud adalah tak perlu meninggi-ninggikan gaya bahasa yang digunakan. Gunakan saja bahasa yang paling mudah dipahami, paling mudah dimengerti. Toh, pada akhirnya pembaca bakal mengerti dengan sendirinya. Dan lagi, cerpen bukan karya akademik yang mesti pakai istilah-istilah berat. Semakin mudah bahasa cerpen kita dicerna, makin mudah pula mendapat penerimaan dari pembaca.

Misalnya, kalimat "Ketika jendela kamar itu terbuka, adrenalinenya terpacu makin kencang." bisa kamu sederhanakan menjadi "Jendela kamar pun terbuka. Dag dig dug, jantungnya hampir copot." Bentuk narasi ini jadi lebih renyah dan tentu bisa membangkitkan imajinasi pembaca tentang apa yang dirasakan si tokoh di dalam cerpen itu.

5. Bagi Plot Cerita

Plot cerita bakal menentukan alur dari mana cerita bermula dan di mana cerita akan bermuara. Nah, untuk membuat cerpenmu menarik kamu mesti membagi plot dengan tepat. Tentu saja, tak usah yang rumit-rumit. Bagi penulis pemula, membuat plot cerita cukup dengan coret-coretan outline atau kerangka cerita. Bisa berupa poin-poin atau subbab.

Misalnya:

1. Miko bertemu Rona, kemudian pergi ke tempat yang sarat akan masa lalu.
2. Di tempat itu, mereka bertemu mantan kekasih Rona.
3. Rona sempat memutuskan kembali dengan mantannya.
4. Miko dan Rona akhirnya saling menyatakan rasa cintanya.

Nah, di antara empat poin pembagian plot ini ada banyak cerita yang bisa dieksplor. Kamu bisa mengembangkan cerita ke masa lalunya, masa kininya, maupun bayangan masa depannya. Meski kita sudah menentukan endingnya bahwa Miko akan bersama dengan Rona. Kendati begitu, kita bisa menciptakan konflik yang terlihat pada diri Rona pada poin 3. Konflik ini memancing pembaca untuk memprediksi ending cerita.

Begitulah pentingnya pembagian plot. Cerita jadi terarah, tahu kapan harus beralih ke fase konflik dan kapan harus masuk ke fase netralisasi.

Nah, dengan mempraktikkan 5 cara di atas, kamu bisa membuat cerpen menarik meskipun masih pemula. Oh iya, yang penting lagi adalah gunakan bahasa yang baik dengan tanda baca sesuai kaidahnya. Karena pembaca akan nyaman bila tulisan kamu bagus, tidak ada kesalahan dalam pengetikannya. Semoga bermanfaat!

Posting Komentar

0 Komentar