Mengintip Pendidikan Maju Ala Finlandia


GHIRAHBELAJAR.COM - Berbagai stereotip tentang majunya pendidikan di Finlandia, mulai dari jam pelajaran yang sedikit, tidak ada sistem ranking, tak ada UN, sampai prestasi internasional, membuat kita ngiri. Ya, siapa kira di negara berpenduduk hanya sekitar 5,5 juta orang ini, mampu mengungguli negara-negara lainnya dalam hal pendidikan. Ini berbanding terbalik dengan pendidikan di kita yang ... lihat saja realitasnya.

Komunitas pendidikan internasional dan media global bukanlah satu-satunya pihak yang dibingungkan oleh posisi Finlandia yang tak terduga itu. Hal itu diungkapkan Pasi Sahlberg dalam pengantarnya untuk buku Teach Like Finland karya Timoty Walker. (Bukunya kita bahas nanti ya).

Pasi memperkirakan, tak ada seorang pun yang mampu menjelaskan dengan detail mengapa pendidikan Finlandia begitu superior dalam standar internasional. Meski begitu, ia juga menceritakan bahwa di Finlandia sendiri terjadi beragam penolakan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan pakar pendidikan.

Awalnya, berdirinya sekolah komprehensif pada 1970an yang menerapkan sistem kontroversial dan menuai kecaman. Praktik pembelajaran di sekolah dianggap cuma membuat anak berada di zona nyaman. Hal ini berimbas pada menurunnya etos kerja pada anak.

Ya, masyarakat Finlandia menganggap pendidikan ideal adalah sebagaimana pendidikan negara-nagara lainnya. Di mana setiap talenta anak  bisa disalurkan. Tapi, bukan itu yang diinginkan oleh sekolah komprehensif. Mereka mencoba membentuk anak menjadi di atas rata-rata sebagian besar penduduk dunia seusianya.

Pasi mencatat ada lima unsur penting itu. Empat di antaranya berkaitan langsung dengan sekolah dan amanat yang diembannya, satu lainnya adalah apa yang dilakukan anak ketika berada di luar sekolah, kata Pasi.

Pertama, sekolah komprehensif menjadi tempat anak-anak mulai belajar ketika beranjak tujuh tahun. Di sana menyediakan pendidikan dan pengembangan yang seimbang, menyeluruh, dan berorientasi pada anak. Mereka juga meletakkan fondasi belajar yang baik dan pantas. Kedua, guru-guru harus merupakan lulusan magister berbasis penelitian, hal ini sama dengan profesi lainnya di Finlandia.

Ketiga, mengembangkan mekanisme permanen dan mengamankan serta meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan siswa di setiap sekolah. Keempat, kepemimpinan pendidikan dipegang oleh orang yang berpengalaman. 

Terakhir, kegiatan anak di luar sekolah. Tiga dari lima anak di Finlandia turut aktif dalam berbagai kegiatan sosial di waktu luang mereka. Kegiatan-kegiatan yang terdapat di sana mencakup seni, budaya, dan olahraga. Jadi, setiap siswa di sana sudah pasti memiliki hobi di luar kegiatan sekolah mereka.

Posting Komentar

0 Komentar