Resensi: BERHENTI MENGELUH DAN BERGERAK MAJU



GHIRAHBELAJAR.COM, Oleh: Meisyanda Alivia

Judul : Menggebuk Pagebluk
ISBN : 978-623-92805-6-7
Penulis : Ahmad Soleh, dkk
Penerbit : Pustaka Sedayu
Tahun Terbit : 2020
Cetakan : Cetakan Pertama
Tebal Buku : 120 halaman

Menggebuk Pagebluk adalah buku yang ditulis oleh Ahmad Soleh, Abdul Latif, Ahmad Sururi, Salma Fajriati, Mega Saputra, Ega Januardi, Nia Ariyani, Bayujati Prakoso, Raja Faidz El Shidqi, Siti Apriani Indah Pratama, Fajri Syahiddinillah, Nurkhumaira Tus Dayu dan Rutiko Omar Minarziyan. Buku ini berisi 120 halaman yang mengangkat tema dari penyebaran Covid-19 dan membahas tentang berbagai macam permasalahan di masa pandemi. Pembahasannya beragam, mulai dari pendidikan, 𝘣𝘶𝘭𝘭𝘺𝘪𝘯𝘨, politik, literasi, sosial budaya dan tentu saja pesan-pesan untuk menghadapi Covid-19. Buku ini ditulis oleh beberapa pengarang sehingga kita dapat melihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

Ada 4 topik penting yang dibahas dalam buku ini, topik pertama membahas tentang Sekolah Tanpa Kelas. Semenjak diberlakukannya PSBB, sistem pembelajaran pun berubah menjadi pembelajaran secara daring/𝘰𝘯𝘭𝘪𝘯𝘦. Para pengajar dan pelajar melakukan pembelajaran melalui aplikasi-aplikasi belajar seperti zoom, classroom, ruang guru dan aplikasi belajar lainnya. Namun, pembelajaran 𝘰𝘯𝘭𝘪𝘯𝘦 ini memiliki banyak kendala baik dari sisi pengajar mau pun pelajar. Salah satu kendalanya adalah dari kedua pihak dituntut untuk melek teknologi, sedangkan masih ada beberapa pengajar bahkan pelajar yang kurang mengikuti perkembangan teknologi. Kendala lain pengajar adalah mereka harus berinovasi untuk menyajikan materi belajar yang mudah dipahami. Kesulitan lainnya yaitu dalam memberikan pendidikan moral yang seharusnya diterapkan dalam aktivitas sehari-hari. Sedangkan, kendala dari sisi pelajar adalah keterbatasan kuota internet dan permasalahan jaringan yang tidak selalu stabil. Karena kendala-kendala tersebut, para pelajar menjadi malas dan terkesan meremehkan pelajaran, padahal pendidikan adalah harapan terakhir bagi Indonesia.

Topik kedua membahas mengenai Ruang 𝘊𝘺𝘣𝘦𝘳 dan Isu Solpolbud. Masa pandemi ini membuat kita tidak bisa lepas dari 𝘨𝘢𝘥𝘨𝘦𝘵 karena segala aktivitas dilakukan melalui 𝘨𝘢𝘥𝘨𝘦𝘵. Namun permasalahannya, 𝘨𝘢𝘥𝘨𝘦𝘵 tidak hanya berisi hal-hal positif, hal-hal negatif seperti 𝘣𝘶𝘭𝘭𝘺𝘪𝘯𝘨 juga banyak kita temukan di media sosial. Para pelaku 𝘣𝘶𝘭𝘭𝘺𝘪𝘯𝘨 akan membuat korban merasa terintimidasi, sehingga korban akan tertekan. 𝘊𝘺𝘣𝘦𝘳𝘣𝘶𝘭𝘭𝘺𝘪𝘯𝘨 ini bukan lagi suatu hal yang remeh, perlu pencegahan agar tidak terjadi lagi kasus-kasus 𝘣𝘶𝘭𝘭𝘺𝘪𝘯𝘨 di masa depan. Salah satu cara yaitu dengan meningkatkan budaya literasi. Mirisnya, angka literasi di Indonesia sangat rendah.

Buku ini juga membahas tentang Isu Solpolbud. Sebagai generasi muda sudah seharusnya kita mengetahui tentang demokrasi. Pendidikan demokrasi sangat penting bagi generasi muda untuk menciptakan SDM yang berkualitas. Lalu ada juga pembahasan tentang pilkada. Pilkada yang awalnya akan digelar pada 23 September 2020, harus diundur karena pandemi menjadi tanggal 9 Desember 2020. Penundaan pilkada ini telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 tahun 2020 tentang Pilkada.

Topik yang ketiga yaitu 𝘐𝘯𝘵𝘦𝘳𝘮𝘦𝘻𝘻𝘰 Dulu. Pada topik ini membahas 4 mazhab dalam menghadapi wabah. Yang pertama ada mazhab kesehatan, orang-orang yang menganut mazhab ini akan taat terhadap protokol kesehatan seperti memakai masker, jaga jarak dan menerapkan pola hidup bersih. Mazhab yang kedua yaitu mazhab ekonomi, orang-orang yang menganut mazhab ini lebih mementingan perekonomian. Bahkan pemerintah Indonesia pun menerapkan mazhab ini demi menstabilkan perekonomian Indonesia. Mazhab yang ketiga adalah mazhab konspirasi, beberapa orang percaya bahwa Covid-19 hanyalah konspirasi yang dibuat oleh Elite Global untuk kepentingan bisnis. Orang yang menganut mazhab ini pun terbagi lagi, ada yang tetap mematuhi protokol kesehatan, ada juga yang mengasut orang lain dengan teori-teori konspirasi tersebut. Mazhab yang terakhir yaitu mazhab agama. Orang yang menganut mazhab ini hanya percaya kepada keyakinan dan takdir. Jargon yang terkenal dari mazhab ini adalah “Jangan takut corona, takutlah kepada Allah”.

Topik yang terakhir adalah Ikhtiar Menggebuk Pagebluk. Masa pandemi ini memang sangat merugikan banyak orang tetapi dibalik itu banyak hal-hal positif yang bisa kita ambil. Masa pandemi membuka kesempatan kita untuk lebih dekat dengan keluarga dan lebih dekat dengan tuhan. Kita memang tidak tau sampai kapan ini akan berakhir, tetapi kita harus bersatu dan berikhtiar untuk melewati masa pandemi, isilah dengan hal-hal positif dan selalu mematuhi protokol kesehatan.

Dari buku ini dapat disimpulkan bahwa pandemi memang hal yang sangat menyusahkan bagi semua orang. Banyak korban berjatuhan dan tidak hanya di Indonesia tetapi di negara-negara lain pun mengalami krisis akibat Covid-19 ini. Hal terpenting saat ini bukan untuk terus-menerus mengeluh, namun kita harus mencari cara bagaimana kita bisa melalui keadaan krisis ini. Pastinya kita harus selalu mematuhi protokol kesehatan dan kita juga harus selalu berpikir positif dan mengajak masyarakat untuk bersatu melawan covid-19.

Buku ini sangat cocok untuk mengisi waktu luang selama masa pandemi. Buku ini bisa membuat pikiran kita terbuka dan berpikir kritis untuk mengatasi permasalahan-permasalahan akibat dari penyebaran Covid-19. Kita juga bisa tau apa yang harus kita lakukan selama pandemi, tentunya dengan melakukan hal-hal positif dan mematuhi peraturan-peraturan pemerintah. Buku ini juga sangat cocok dibaca untuk semua kalangan karena gaya bahasa yang menarik serta mudah untuk dipahami. Sebagai masyarakat Indonesia, sudah seharusnya kita peduli dengan apa yang terjadi pada negara kita, jangan terus berdiam diri tetapi bergeraklah maju bersama-sama melawan Covid-19.

Disclaimer: Artikel ini dipublikasi ulang dari tautan: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=2529937240630701&id=100008433482512&scmts=scwspsdd%20Terima%20kasih
Artikel ini merupakan kiriman peserta Give Away Menggebuk Pagebluk


Posting Komentar

0 Komentar