Empat Kontribusi Madrasah dalam Membangun Harmoni Sosial


GHIRAHBELAJAR.COM, JAKARTA – Ada empat kontribusi madrasah dalam membangun hidup harmonis: (1) pendidikan untuk mengenal diri sebagai landasan mengembangkan sikap rendah hati dan tidak sombong; (2) pendidikan untuk memahami alam secara intelektif dan emotif sebagai sikap syukur kepada Tuhan; (3) memanfaatkan sumberdaya alam tanpa merusaknya; dan (4) menanamkan rasa persaudaraan terhadap berbagai jenis lingkungan sosial.

Hal itu disampaikan Aly Aulia Lc MHum, direktur Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, dalam webinar internasional bertajuk “Kontribusi Madrasah dalam Kerukunan Umat Beragama”, Sabtu (28/8). Webinar ini digelar oleh Maarif Institute dan Institut Leimena berkolaborasi bersama Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah, Lembaga Pengembangan Pesantren PP Muhammadiyah, RBC Institute A. Malik Fadjar, dan Templeton Religion Trust sebagai upaya menguatkan literasi keagamaan lintas budaya masyarakat.

Hadir dalam webinar ini sejumlah narasumber nasional dan internasional, di antaranya Dr Amirsyah Tambunan MA (Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia), Dr Chris Seiple (Senior Fellow, University of Washington), Prof Dr Amin Abdullah (Guru Besar Filsafat UIN Sunan Kalijaga), dan Samah Norquist (Mantan Penasehat Utama Kebebasan Beragama Internasional, USAID).

Aly Aulia melanjutkan, madrasah berada di tengah-tengah antara pesantren dan sekolah Islam. Namun, di sisi lain, madrasah sering mendapatkan stigma sebagai penghambat kemajuan Islam. Dalam perkembangannya, madrasah memiliki tantangan perkembangan global dan teknologi.

"Madrasah memiliki peran yang harus direaktualisasikan. Madrasah mampu merealisasikan pembaharuan sistem pendidikan Islam. Madrasah juga harus menjembatani sistem pendidikan. Dengan kaidah menjaga tradisi yang baik sekaligus mengambil kemajuan yang lebih baik. Ini adalah salah satu prinsip pengelolaan madrasah," ujar Ali.

Maka madrasah harus menghasilkan lulusan yang tidak hanya pintar dalam agama, namun juga pintar dalam mendakwahkan agama dan memberikan kemaslahatan di tengah masyarakat.

Ada tiga aspek penting dalam madrasah. Pertama, imbuh Aly, internalisasi nilai untuk menjadi manusia yang baik. Setelah itu, santri menjadi sejahtera dan menyejahterakan orang lain. Kedua, integrasi keilmuan. Menurut Aly, di madrasah tidak hanya dipelajari ilmu-ilmu agama, namun juga ilmu-ilmu umum. Ketiga, basis kemasyarakatan. Belajar tidak hanya di kelas, melainkan di masyarakat untuk berkiprah serta berinterksi dengan keragaman, baik agama maupun status sosial yang ada di masyarakat.

Peran Guru

Di sisi lain, Samah Norquist menyebut bahwa guru di madrasah memiliki peran yang penting. Guru memiliki peran yang penting, khususnya agar membuat setiap umat beragama mampu memahami umat beragama yang lain.

"Guru ini bagi kita sangat penting untuk mendidik diri kita supaya memahami orang lain. Pendidik berperan membangun generasi beradab yang mau menerima orang lain," ujarnya.

Untuk menguji kesejatian keberagamaan seseorang adalah dapat dilihat dari kesediannya membela orang lain yang berbeda keyakinan tutupnya. (Azaki/Yusuf).

Posting Komentar

0 Komentar