SMP PGRI 9 Jakarta Beri Keringanan Pelajar Kurang Mampu


GHIRAHBELAJAR.COM, JAKARTA – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (FKIP Uhamka) telah melaksanakan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) 1 di SMP PGRI 9 Jakarta. Rangkaian kegiatan PLP 1 dilaksanakan pada 23 September sampai 4 Oktober 2021.

PLP kali ini digawangi oleh Lusiana Nur Maghfiroh, Devi Yuliana, Fika Rahmah, Laili Gita Syahharani, dan Mutiah Sari Nasution yang dibantu oleh Syafika Ulfah SPd MSc selaku dosen pembimbing.

Kegiatan PLP 1 bertujuan agar mahasiswa terjun langsung mengobservasi sekolah serta menganalisis kondisi di lapangan dengan berbekal pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh selama masa perkuliahan. Walaupun digelar secara luring, kegiatan PLP 1 tidak luput dari upaya pencegahan penyebaran Covid 19 dengan menerapkan protokol kesehatan.



SMP PGRI 9 Jakarta merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang ada di Jakarta beralamatkan di Jl. Cipayung Raya No.A1, RT.3/RW.2, Cipayung, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Sekolah ini berlokasi di dekat jalan raya dan pemukiman warga, sehingga memudahkan akses masuk bagi tamu maupun peserta didik untuk mencapai sekolah.

Sekolah ini dipimpin oleh Harmi SPd dan dibantu oleh tiga wakil kepala sekolah yang memiliki ranah di bidang kurikulum, kesiswaan dan humas, serta sarana dan prasarana. Kelompok PLP Prodi Matematika FKIP Uhamka juga dibantu oleh Desima SPd sebagai guru pamong. Desima yang juga guru matematika membantu dan mengawasi jalannya kegiatan mahasiswa selama sepekan.



Pada hari pertama, mahasiswa Uhamka melakukan perizinan dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMP PGRI 9 Jakarta, Hadi Santoso SPd. “Untuk waktu, tempat, kesempatan, serta akses akan kami bantu semaksimal mungkin untuk kalian calon guru. Apalagi dalam kegiatan ini ya saya mendukung sekali untuk mahasiswa menggali pengalaman disini. Berkaitan dengan saran dan bimbingan serta hal-hal yang diperlukan silahkan dilontarkan, kami akan selalu siap karena dulu saya juga mengalami apa yang kalian rasakan,” ucap Hadi Santoso.

Berdasarkan pengamatan, suasana di SMP PGRI 9 Jakarta sangat nyaman dan kekeluargaan. Hal ini terlihat jelas dengan kedatangan kami yang disambut baik oleh warga sekolah SMP PGRI 9 Jakarta, termasuk satpam yang sangat membantu kami, begitu juga dengan kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan.

“Zaman dulu hingga sekarang PGRI 9 mengutamakan kebersamaan dan kerja sama dalam menjalankan tugas sesuai tupoksi masing masing, termasuk saya kepala sekolah yang tidak lain tidak bukan sebagai manajer tentu tidak bisa melepaskan tanggung jawab begitu saja. Semua tindakan yang saya lakukan juga haruslah didiskusikan dengan rekan saya terutama wakil dan seterusnya mengikuti struktur, tidak mungkin saya bisa berjalan sendiri. Alhasil keberhasilan sekolah ini juga berkat dari kerja baik dari seluruh perangkat sekolah yang ada disini,” kata Kepala SMP PGRI 9 Jakarta, Harmi.



Menurut dia, pembelajaran di sekolah juga terbilang baik dengan kurikulum darurat yang digunakan dan sarana yang dipersiapkan oleh pihak sekolah. Namun, karena masih dalam masa transisi, peserta didik di SMP PGRI 9 Jakarta masih melaksanakan pembelajaran daring.

Guru matematika SMP PGRI 9 Jakarta, Desima, menjelaskan, banyaknya hambatan yang dialami peserta didik, di antaranya laptop, gawai ataupun perangkat yang digunakan peserta didik harus bergantian dengan anggota keluarga lainnya. “Keterbatasan kuota internet menjadi sulitnya siswa bergabung pembelajaran melalui zoom, kurangnya partisipan siswa/i dalam mengikuti KBM,” kata dia.

Dalam hal ini, pihak sekolah telah memberikan keringanan bagi para peserta didik yang mengalami keterbatasan untuk datang ke sekolah. Mereka diizinkan menggunakan laboratorium komputer yang tersedia dengan menerapkan protokol kesehatan.



Tidak hanya itu, pihak sekolah juga mengatakan bahwa ada beberapa peserta didik tidak melanjutkan sekolah disebabkan masalah ekonomi. “Kebijakan sekolah dalam menindaklanjuti masalah tersebut ialah dengan mendatangi rumah peserta didik dengan memberikan jalan keluar agar peserta didik tersebut tidak putus sekolah dengan membayar SPP semampunya,” tutur Harmi.

Dengan adanya PLP 1 ini tentunya observer berterima kasih kepada pihak terkait, khususnya kepada pihak UPT PLP 1 serta dosen pembimbing lapangan dan SMP PGRI 9 Jakarta yang sudah mengampu mahasiswanya dalam kesempatan ini untuk menambah wawasan untuk memahami kondisi dan situasi yang terjadi di sekolah. Hal itu dalam rangka membangun landasan jati diri pendidik dan berhasil merasakan pengalaman dan ilmu baru mengenai dunia pendidikan, khususnya pada masa pandemi seperti ini.

Posting Komentar

0 Komentar