Unsur dan Struktur Kalimat dalam Bahasa Indonesia


 

GHIRAHBELAJAR.COM – Merangkai kata-kata menjadi kalimat yang baik memang kadang membuat kita kesulitan. Padahal, dengan pengetahuan mengenai kalimat, struktur kalimat, dan teks bahasa Indonesia kita bisa dengan mudah membuatnya.

Nah, untuk itulah perlunya kita pelajari bagaimana struktur kalimat bahasa Indonesia yang baik dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Mengapa harus begitu? Karena bahasa itu kode atau medium komunikasi. Sebagai kode, bahasa butuh struktur agar lebih mudah mengantarkan pesan kepada lawan bicara.

Dalam menyusun teks wacana atau teks bacaan, kita pertama-tama perlu memahami susunan satuan bahasa terkecil sampai yang terbesar. Adapun satuan bahasa tersebut yakni, (1) kata, (2) frasa, (3) klausa, (4) kalimat, (5) paragraf/alinea, dan (6) teks/wacana. Nah, pasti sebagian besar kamu sudah memahaminya. Namun, agar lebih jelas, artikel ini akan menguraikan pengertian dari tiap-tiap satuan bahasa tersebut.



Pengertian Kata


Kata merupakan satuan bahasa terkecil. Suatu bisa disebut kata ketika ia bisa berdiri sendiri. Dengan kata lain, kata adalah satuan bunyi bahasa yang memiliki makna dan bisa berdiri sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) termutakhir, kata memiliki pengertian sebagai berikut:

  1. n unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa
  2. n ujar; bicara
  3. n Ling morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas
  4. n Ling satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (misalnya batu, rumah, datang) atau gabungan morfem (misalnya pejuang, pancasila, mahakuasa)

Contoh kata sebagai satuan terkecil yaitu: “meja”, “rumah”, dan “mobil”. Ketiga kata tersebut memiliki arti meski berdiri sendiri alias tidak disertai keterangan lainnya. Pun begitu ketika diberi keterangan maka kata tersebut dapat bermakna lain. Misalnya “meja hijau” bisa bermakna “pengadilan” dan “rumah sakit” yang memiliki makna tempat orang berobat, dirawat, dan penanganan kesehatan.



Pengertian Frasa


Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Disebut nonpredikatif karena kata tersebut tidak berkaitan dengan predikat. Contoh frasa yaitu sebagai berikut: “gunung tinggi”, “perdamaian dunia”, dan “laut luas”. Dengan begitu, bentuk “aku mendaki” atau “dia menulis” bukanlah frasa karena dibangun atau terikat oleh predikat. Kata “mendaki” dan “menulis” merupakan kata kerja. Kata kerja dalam sebuah kalimat merupakan predikat.



Pengertian Klausa


Klausa merupakan satuan gramatikal yang di dalamnya mengandung predikat dan berpotensi untuk menjadi sebuah kalimat. Hal itu seperti disebutkan KBBI. Dengan kata lain, klausa bisa kita artikan sebagai satuan gramatikal yang di dalamnya terdapat beberapa kata, termasuk predikat. Klausa minimal terdiri atas subjek dan predikat (S + P). Bedanya dengan frasa, klausa di dalamnya terdapat predikat sementara klausa tidak.

Nah, klausa merupakan “hampir kalimat” tetapi beda dengan kalimat. Sebab, susunan kalimat harus terdapat subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap (S + P + O + K dan pelengkap) di dalamnya. Dalam kaidah gramatika bahasa Indonesia, klausa juga kerap dikenal dengan istilah “kalimat tidak utuh”. Tidak utuh karena tidak ada objek, keterangan, dan pelengkap.

Bagaimana setelah membaca tulisan ini? Apakah kamu jadi lebih tahu mengenai pengertian kata, frasa, dan klausa? Sekarang cobalah berlatih membuat beberapa baris tulisan berupa frasa dan klausa. Bila dipraktikkan sudah pasti akan lebih mudah diingat.

Oke, selanjutnya kita akan membahas tentang bagaimana menganalisis struktur pada kalimat. Struktur yang dimaksud di sini adalah kita coba menguraikan mana yang disebut kata, mana frasa, dan mana yang dinamakan klausa.



Menganalisis Struktur pada Kalimat


Dalam sebuah kalimat utuh kita bisa melakukan analisis dengan menguraikannya menjadi bagian-bagian kecil. Hal itu perlu dilakukan supaya kita tahu mana kata, frasa, dan klausanya. Buat apa sih segala dianalisis? Untuk mengetahui kalimat itu utuh atau tidak dan sesuai gramatikal bahasa Indonesia yang baik atau tidak, analisis diperlukan. Kembali lagi ke penjelasan di awal, bahwa bahasa merupakan medium komunikasi, bila ada satu kata, kata hubung, atau predikat yang tidak tepat atau bahkan susunan kalimat yang berantakan maka dapat dipastikan pesan dan maksud dari kalimat tersebut tidak akan sampai kepada pembaca.

Berikut ini adalah contoh analisis kalimat utuh ke dalam bagian-bagian kecil satuan bahasa.

Kalimat:

Para mahasiswa mengungkapkan kepada awak media bahwa presiden dan jajarannya harus memperhatikan kesejahteraan rakyat dalam merumuskan kebijakan.



Mari kita analisis. Kalimat tersebut terdiri atas 17 kata yang di antaranya dipisahkan oleh jarak atau spasi. Kalimat tersebut terdiri atas kata dasar, kata bentukan/turunan, dan konjungsi. Adapun katanya bila dipisahkan menjadi seperti berikut:

(1) Para, (2) mahasiswa, (3) mengungkapkan, (4) kepada, (5) awak, (6) media, (7) bahwa, (8) presiden, (9) dan, (10) jajarannya, (11) harus, (12) memperhatikan, (13) kesejahteraan, (14) rakyat, (15) dalam, (16) merumuskan, dan (17) kebijakan

Sekarang frasanya. Ada berapa frasa dlam kalimat itu? Ya, dalam kalimat yang cukup panjang tersebut terdapat empat frasa, yakni: (1) para mahasiswa, (2) awak media, (3) presiden dan jajarannya, dan (4) kesejahteraan rakyat.

Selanjutnya yaitu klausa. Ada berapa klausa dalam kalimat itu? ya, betul, kalimat di atas hanya memiliki dua klausa. Mengapa hanya dua? Karena klausa ditandai dengan adanya predikat. Ingat ya, “predikat”. Pada kalimat di atas hanya ada tiga predikat, yakni “mengungkapkan” dalam klausa pertama serta “memperhatikan” dan “merumuskan” dalam klausa kedua. Kenapa predikatnya ada dua tetap satu klausa? Karena di sana hanya ada satu subjek, yakni “presiden dan jajarannya”. Nah, untuk pemisahan antara klausa satu dengan lainnya dalam kalimat dipisahkan oleh kata “bahwa”.
 
  1. Klausa pertama: “Para mahasiswa mengungkapkan kepada awak media”
  2. Klausa kedua: “presiden dan jajarannya harus memperhatikan kesejahteraan rakyat dalam merumuskan kebijakan”

Bagaimana? Apa sudah tambah paham dengan struktur gramatika bahasa Indonesia? Pengetahuan mendasar ini perlu kamu tahu lho, karena akan sangat berguna saat membuat tulisan, baik karya ilmiah, penelitian, laporan, maupun tugas akhirmu. Semoga bermanfaat!

*Konten wawasan bahasa Indonesia ini dibuat oleh Tim GhirahBelajar

Posting Komentar

0 Komentar