Rekomendasi Buku-Buku Fiksi Bertema Perlawanan Kekerasan Seksual


GHIRAHBELAJAR.COM - Kekerasan seksual di manapun dan dalam bentuk apa pun, harus dilawan. Karena kekerasan seksual merupakan tindakan merenggut kemanusiaan dan merendahkan harkat martabat manusia.

Dukungan untuk mengakhiri kekerasan seksual bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya menerbitkan undang-undang, membuat laporan ke pihak berwajib, memenuhi media sosial dengan konten-konten yang positif dan mendidik, menjadi teman seperjalanan bagi para penyintas, termasuk menerbitkan buku yang menyuarakan perlawanan itu.

Karya-karya yang mengangkat gagasan perlawanan terhadap kekerasan seksual dan bagaimana menciptakan ruang yang aman, perlu untuk dibaca masyarakat secara luas. Dengan harapan mampu membangun kesadaran untuk melakukan perlawanan terhadapnya.

Berikut ini merupakan buku-buku fiksi terbitan Gramedia Pustaka Utama yang menjadi bagian dari perlawanan itu yang berhasil dihimpun Ghirah Belajar.

1. Karmila Karya Marga T.




Karmila seorang mahasiswi kedokteran yang masih hijau dalam suatu pesta gila tertimpa malapetaka. Akibatnya rencana studi, bahkan seluruh rencana hidup kacau balau.

Hati Karmila terkoyak antara ikatan yang tak dikehendakinya dengan pemuda yang telah mencemarkannya di satu pihak, dan kesetiaan pada tunangan yang masih tetap mencintainya di Iain pihak.

Dengan gaya bahasa yang hidup, segar, dan dengan kehalusan perasaannya, Marga T. melukiskan pergulatan batin Karmila. Di bawah bimbingan naluri kewanitaannya, gadis dari keluarga baik-baik ini mengolah malapetaka yang telah menimpanya, dengan caranya sendiri.



2. Mereka Bilang, Saya Monyet! Karangan Djenar Maesa Ayu



Mereka Bilang, Saya Monyet! adalah buku pertama Djenar Maesa Ayu yang langsung merebut perhatian pembaca sejak pertama kali diterbitkan. Tema yang berani dan cara bercerita yang lugas serta eksploratif membuat karya ini menuai banyak pujian ketika awal diluncurkan. Dalam perjalanannya buku ini telah dicetak ulang berkali-kali. Dua dari cerpen dalam buku ini pun menjadi inspirasi bagi Djenar untuk film Mereka Bilang, Saya Monyet! yang disutradarainya sendiri. Film ini berhasil meraih perhatian media massa, bahkan menyabet beberapa penghargaan pada festival bergengsi di dunia, seperti Indonesian Movie Award 2008 (Winner for the Best Actress, Winner of The Best New Comer Actress, Nominated as The Most Favorite Movie), Singapore International Film Festival 2008 (Nominated as The Best Asian Feature Film, Silver Screen Award), Osian’s Cinefan International Film Festival (Nominated as The Best First Feature Film), dan Hongkong International Film Festival 2008 (Official Selection). Djenar pun mendapat Piala Citra dari kategori Skenario Adaptasi Terbaik dan sebagai Sutradara Baru Terbaik pada Festival Film Indonesia 2009.



3. Kitab Kawin Karya Laksmi Pamuntjak




Dalam kumpulan cerita ini, kita bertemu beragam perempuan: pekerja toserba, karyawan, seniman paruh baya, instruktur yoga, hingga ibu-ibu borju. Beragam masalah dihadapi oleh mereka, ada yang yang selingkuh sebab suaminya dingin di tempat tidur, sampai yang pacaran sana-sini karena suaminya berpoligami. Dari yang mati-matian mencintai istri abangnya, sampai yang naksir menantunya sendiri. Ada yang disodor-sodorkan ke laki-laki lain oleh suaminya demi kepuasan sang suami, dan ada pula yang dihajar oleh suaminya di hadapan orang banyak.

Dari rumah-rumah kelas menengah atas Jakarta, kota kecil di daerah pedesaan Jawa Tengah, atau pedalaman Pulau Buru, kitab-kitab ini tak saja berkisah tentang jiwa-jiwa yang buncah, kesepian dan telantar serta tubuh-tubuh yang terpasung dan disakiti, tapi juga tentang jiwa-jiwa yang berontak dan merdeka, dan yang berani merumuskan ulang hukum-hukum perkawinan bagi diri mereka sendiri.



4. Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam oleh Dian Purnomo




Magi Diela diculik dan dijinakkan seperti binatang. Sirna sudah impiannya membangun Sumba. Kini dia harus melawan orangtua, seisi kampung, dan adat yang ingin merenggut kemerdekaannya sebagai perempuan. Ketika budaya memenjarakan hati Magi yang meronta, dia harus memilih sendiri nerakanya: meninggalkan orangtua dan tanah kelahirannya, menyerahkan diri kepada si mata keranjang, atau mencurangi kematiannya sendiri.

Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam ditulis berdasarkan pengalaman banyak perempuan korban kawin tangkap di Sumba. Tradisi kawin tangkap menggedor hati Dian Purnomo untuk menyuarakan jerit perempuan yang seolah tak terdengar bahkan oleh Tuhan sekalipun.



5. Obsessive Love Karangan Shireishou




Pernahkah kau dicintai dengan sangat?

Ketika rasa menggebu tertumpah ruah padamu seorang.

Syaira menerima cinta yang luar biasa.

Cinta yang memenjarakan dengan segala obsesinya.



Cinta yang berubah menjadi tragedi penuh air mata.

Melumatkan gadis itu hingga hampir tak bersisa.

Dalam dekap kelabu, mampukah Syaira membuka hati untuk menerima bantuan dan cinta baru?



6. Represi Karangan Fakhrisina Amalia




Awalnya hidup Anna berjalan baik-baik saja. Meski tidak terlalu dekat dengan ayahnya, Anna punya seorang ibu dan para sahabat yang setia. Sejak SMA, para sahabatnya yang mendampingi Anna, memahami gadis itu melebihi dirinya sendiri.

Namun, keadaan berubah ketika Anna mulai menjauh dari para sahabatnya. Bukan hanya itu, hubungan dia dengan ibunya pun memburuk. Anna semakin hari menjadi sosok yang semakin asing. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada Anna, hingga pada suatu hari, dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya yang ternyata penuh luka.



7. Scars and Other Beautiful Things oleh Winna Efendi




Dulu Harper Simmons memiliki segalanya. Keluarga hangat dan kekasih yang penyayang. Prestasi gemilang, tim debat tangguh yang memenangi turnamen demi turnamen antarsekolah, dan sahabat yang mendampinginya untuk menaklukkan dunia.

Sampai suatu malam, seorang pria bernama Scott Gideon merenggut itu semua.

Kini, yang gadis itu miliki adalah malam-malam penuh mimpi buruk yang hanya terlewati dengan bantuan obat tidur. Psikiater yang kerap kali menanyakan apa ketakutan terbesarnya. Ayah yang larut di balik tumpukan pekerjaan, adik kembar yang berhenti mengejar impiannya, sahabat yang tak kunjung mengerti, dan cinta yang perlahan-lahan berubah serapuh porselen.

Harper pikir, ia hanya perlu menjadi lebih kuat daripada seharusnya. Bukankah orang-orang berkata semuanya akan berlalu seiring waktu?

Ini adalah kisah perjalanan untuk melupakan. Untuk menemukan diri sendiri setelah kehilangan begitu banyak; walau sering kali, penemuan dan kehilangan tak berjalan pada sisi yang sama.

***

Nah, itulah buku-buku fiksi bertema perlawanan terhadap kekerasan seksual yang bisa kamu baca untuk menikmati hari-harimu. Diam bukanlah pilihan. Mari lawan kekerasan seksual di manapun dan kapan pun!



*Konten ini dibuat oleh Tim Ghirah Belajar



Posting Komentar

0 Komentar