GHIRAHBELAJAR.COM, Oleh: Danty Nabila Fiky*
Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi. Bahasa merupakan satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer, yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi dan mengidentifikasi diri.
Ada yang dinamakan dengan variasi bahasa. Variasi bahasa merupakan variasi atau ragam bahasa. Variasi dari segi penutur di antaranya slang. Bahasa slang merupakan bahasa gaul yang sering diucapkan anak-anak muda zaman sekarang. Ada beragam bahasa slang yang terus berganti sesuai zamannya. Beberapa bahasa slang yang pernah populer misalnya dengan mengucapkan kata secara terbalik. Di komunitas tertentu juga terdapat bahasa slang yang biasanya hanya diketahui oleh kelompok tersebut. Misalnya bat untuk banget.
Di era digital sekarang ini, beredar kata-kata slang yang sedang populer baik, terutama di media sosial. Kamu pasti sering mendengar kata "kzl" atau "pap". Namun, apakah kamu mengetahui arti dari kata-kata tersebut.
Berikut kata slang yang paling sering digunakan zaman sekarang.
A. Bagen
Kata slang ini sering didengar di tempat kumpul/tongkrongan kata bagen yang artinya biarin.
Contoh : " bro bagen dia begitu, dan di jawab iya bro”
B. Sutup
Kata slang ini jika dibalik merupakan kata putus, kata tersebut sering digunakan untuk menyatakan berakhirnya hubungan.
Contoh : “bro gua abis sutup nih ama dia”
Indonesia mungkin satu-satunya negara di dunia yang memiliki bahasa nasional bahkan sebelum negaranya merdeka. Penetapan bahasa nasional itu berlangsung secara mulus dan alamiah, sementara di negara lain terkadang memunculkan konflik yang tajam. Padahal saat ini banyak bahasa daerah di Indonesia.
Kata yang berkembang dan seakan terlahir kembali ini biasa menjadi bahasa gaul atau slang. Penggunaan bahasa gaul sering dipakai oleh anak-anak zaman now yang terdiri dari generasi milenial dan generasi Z. Anak-anak zaman now yang mendominasi jejaring sosial, menggunakan bahasa gaul layaknya bahasa yang telah mereka buat sendiri. Terlepas dari manapun awal munculnya istilah bahasa zaman now, penggunaan istilah itu harus segera dihentikan karena merendahkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan persatuan.
Akhir-akhir ini perkembangan bahasa berlangsung amat pesat di negeri ini, pada saat yang sama justru diiringi kelalaian kita dalam hal strategi dan metode yang teruji dan dapat diandalkan dalam mengiringi proses pembentukan nilai-nilai mulia bagi anak serta proses penciptaan lingkungan sosial yang kondusif di sekitar anak. Baik itu di rumah, di sekolah, dan di luar keduanya, yang diharapkan berujung pada pembentukan karakter dan perilaku bahasa yang meluhurkan anak-anak tersebut dalam proses tumbuh-kembangnya sebagai anak.
Sebaiknya kita beranjak untuk bersama-sama merumuskan formula yang tepat dan memperbaiki bahasa zaman now demi proses pembentukan bahasa yang benar untuk anak-anak zaman sekarang. Wahai para orangtua, para pendidik harus mengingatkan kepada anak-anak zaman sekarang untuk berbahasa yang lebih baik.
Bahasa slang dalam ragam bahasa yang tidak baku yang sifatnya musiman, dipakai oleh kaum remaja atau kelompok sosial tertentu untuk komunikasi internet dengan maksud agar yang bukan anggota kelompok tidak mengerti. Penggunaan bahasa slang dari generasi ke generasi lainnya tidak pernah berhenti. Sebagian orang menyatakan bahwa bahasa slang ini diciptakan sebagai bahasa kode untuk kalangan tertentu saja.
Namun, seiring perkembangan zaman penggunaan bahasa slang semakin luas dan melebihi Penggunaan bahasa formalnya sendiri. Hal ini sejalan dengan perkembangan media sosial yang kian cepat menyebabkan munculnya bahasa, istilah, ataupun kosakata-kosakata baru.
Bahasa slang dengan sendirinya akan hilang dan berganti sesuai dengan selera, zaman, dan generasi penerusnya. Generasi muda yang menjadi pencipta dan pengguna bahasa slang, harus dengan bijak dan cerdas memilih dan memilah bahasa yang digunakan, mengingat bahwa istilah-istilah atau bahasa slang menyebar dengan sangat cepat dan populer pada generasi milenial, pengguna media sosial, juga pada masyarakat yang ingin selalu merasa kekinian.
*Penulis merupakan mahasiswa Universitas Pamulang
Editor: Reza
0 Komentar