Dosen Uhamka Beri Pendampingan Sekolah Inklusi


GHIRAHBELAJAR.COM, JAKARTA – Meskipun telah banyak sekolah inklusif di Indonesia, tetapi masih banyak sekolah inklusif yang belum siap untuk menyelenggarakan pendidikan inklusif. Hal ini seperti permasalahan yang ada di SD Dua Mei saat ini adalah belum ada kurikulum khusus untuk siswa inklusi atau ABK. Sebagaimana disampaikan dosen Uhamka Dr. Hj. Connie Chairunnisa, MM, Rabu (24/11).

Selain itu, Dr. Hj. Connie Chairunnisa, MM juga menjelaskan, sekolah belum memiliki panduan penilaian untuk siswa inklusi, terbatasnya guru pendamping khusus yang sudah memiliki pelatihan inklusi, peralatan untuk terapi siswa ABK masih terbatas, guru juga memiliki keterbatasan waktu untuk memperhatikan perkembangan siswa inklusi.

Sehingga, dia menuturkan, ketuntasan belajar siswa ABK belum optimal. “Tujuan dari PKM ini adalah untuk meningkatkan wawasan keterampilan para guru dan Kepala Sekolah dalam mengelola dan menjalankan amanah sebagai sekolah inklusi, sehingga sekolah diharapkan juga dapat mengurangi permasalahan yang dihadapi oleh siswa ABK,” ungkap Dr. Hj. Connie Chairunnisa, MM.

Dia memaparkan, banyak orang tua yang merasa malu untuk menyekolahkan anaknya yang memiliki kekurangan ke Sekolah Luar Biasa (SLB). Adanya pendidikan inklusif, kata dia, dapat menjadi alternatif bagi para orang tua untuk menyekolahkan anaknya yang memiliki kekurangan ke sekolah-sekolah reguler. 

“Akan tetapi, tidak semua sekolah reguler dapat menerima siswa ABK, karena pendidikan inklusif hanya diselenggarakan oleh sekolah-sekolah yang ditunjuk pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan inklusif,” ujarnya.

 

Dia menjelaskan, salah satu permasalahan yang dihadapi oleh para guru yang mengajar di SD inklusi adalah kesulitan dalam merancang kurikulum yang dimodifikasi untuk siswa ABK. Sehingga, kata dia, hal itu mendorong tim Pengabdian Kepada Masyarakat Uhamka memberikan pelatihan kepada para guru di SD Dua Mei selama tiga hari, yakni pada 22, 23, dan 24 November 2021.

“Dari hasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di SD Dua Mei, selama tiga hari melalui webinar Zoom Meeting, yang diikuti oleh 14 orang guru, kegiatan ini dirasakan guru sangat bermanfaat, karena banyak guru-guru yang belum memahami merancang modifikasi kurikulum untuk siswa ABK, dan belum memahami jenis dan klasifikasi ABK serta cara melayani dengan tepat,” ujar Dr. Hj. Connie Chairunnisa, MM.

Posting Komentar

0 Komentar