Mengenal Fenomena Campur Kode dalam Percakapan Sehari-hari


GHIRAHBELAJAR.COM – Oleh: Dita Zulfia Putri*

Sebagai makhluk sosial, cara kita berkomunikasi dengan orang lain adalah dengan bahasa. Dengan bahasa kita dapat bertukar informasi, menyampaikan perasaan, juga bertukar ide. Bahasa terbukti menjadi peran penting bagi kehidupan kita sebagai manusia. Maka, masyarakat dituntut untuk menggunakan bahasa dengan bijak agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh lawan bicara.

Perkembangan bahasa dari zaman ke zaman memiliki perubahan yang cukup berbeda-beda, apalagi bahasa di Ibu Kota dan bahasa yang beredar di internet. Pasti sangat cepat berkembangnya ke masyarakat dan menjadi bahasa baru yang sering dibicarakan, apalagi di kalangan anak muda. Tidak seperti dulu yang hanya menggunakan bahasa nasional dan bahasa daerah, kini bahasa sudah diperluas menjadi beragam. Kadang pula bahasa asing dicampur bahasa Indonesia pada keseharian kita.

Fenomena Campur Kode


Saat ini, masyarakat mengenal tiga bahasa dalam bertutur, yakni bahasa daerah jika yang tinggal di perdesaan, bahasa nasional yang kita gunakan sehari-hari, dan bahasa asing seperti bahasa Inggris, Arab, dan lainnya. Bahasa Inggris sering kita pelajari ketika belajar di sekolah atau kuliah, pasti kita selalu diajarkan bahasa asing tersebut. Ternyata ketika kita bertutur kepada teman sebaya bahasa asing seperti bahasa Inggris sering kita padukan dengan bahasa nasional kita. Dalam berbicara ataupun mengirim pesan, terkadang kita sisipkan bahasa asing tersebut.

Fenomena tersebut dinamakan campur kode, campur kode yaitu penggunaan satuan bahasa dari satu bahasa ke bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa. Dalam campur kode, ada campur kode keluar dan campur kode ke dalam.

Campur kode keluar yaitu mencampur bahasa nasional dengan bahasa asing saat bertutur, bisa saya berikan contoh: “Hallo guys”, “Mau OTW nih”, “Besok deadline tugas sosiolinguistik”. Dalam contoh pertama kata “guys” yang berasal dari bahasa Inggris yang artinya “teman-teman”, dan contoh kedua dari kata “OTW” yang berasal dari bahasa Inggris memiliki kepanjangan on the way artinya “sedang di jalan”, dan contoh ketiga dari kata “deadline” diambil dari bahasa Inggris yang artinya “tenggat waktu” atau bermakna batas waktu. Itu beberapa contoh fenomena dari campur kode keluar.

Tetapi juga masyarakat kita sering memakai bahasa daerah yang dipadukan dengan bahasa Indonesia saat bertutur sehari-hari, saya berikan contoh: “Ora bisa itu”, “Ngantuk pisan”, “Aing mau beli makan dulu euy”, itu beberapa campur kode ke dalam yang di mana bahasa nasional dicampur dengan bahasa daerah saat bertutur. Maka, fenomena tersebut dinamakan campur kode ke dalam.

Ternyata bahasa saat ini sangat bervariasi, pencampuran bahasa asing dan juga bahasa daerah yang dipadukan ke bahasa nasional kita dalam bertutur melihatkan kesan unik bagi generasi saat ini. Internet menjadi salah satu akses penting dalam penyebaran bahasa baru, atau anak zaman sekarang menamakan bahasa itu dengan, bahasa gaul.

Walaupun begitu kita sebagai bangsa Indonesia harus tetap melestarikan bahasa nasional kita yaitu, bahasa Indonesia. Agar generasi selanjutnya dapat mengenal bahasa Indonesia dengan benar, menurut KKBI. Mempelajari bahasa asing atau mengenal bahasa baru itu tidak apa-apa. Namun, kita tidak boleh melupakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (bahasa baku).

Biodata: Dita Zulfia Putri biasa dipanggil Dita, lahir di Jakarta, 25 Januari 2001. Sekarang ini menginjak 21 tahun. Anak pertama dari tiga bersaudara ini sekarang menginjak semester V mahasiswa sastra Indonesia di Universitas Pamulang.

Editor: Ahmad

 

Posting Komentar

0 Komentar