N. Adam: Tragedi 1818


GHIRAHBELAJAR.COM, Oleh: N. Adam*

TRAGEDI 1818


Lahar dingin
meremas-remas malam
memeluk debu luka dalam dada.

Bintang-bintang
memandang wajah Tuhan,
gunung-gunung tersenyum duka,
mendahak sepotong tanya,
di sudut-sudut pelosok desa.

Angin begitu pintar merayu kayu sapu,
malaikat sang penghelus dada
menggiring-giring rindu.

Langit terkesipu malu,
bisu tak bersua dengan kursi jabatan
kekasih lalu.

Fajar pun terbit, matahari terbit,
memeluk erat tubuh dunia
bersama pintu-pintu duka
Asmara.

Selembar sayap nyamuk
pulang petang
bersimpuh di hadapan
Tuhan.

Yogyakarta, 2021


Biodata Penulis:

N. Adam. Penulis puisi asal Gunung Kesan, Karang Penang, Sampang, Madura. Kesukaan menulis sastra sejak bangku SMP sampai hari ini. Sekarang berdomisili di Ikatan Mahasiswa Bata-bata (IMABA), Yogyakarta. Selain sebagai penulis sastra juga merupakan Founder dari Komunitas (Brankas Literasi), Komunitas (Payungdara) dan Ilmuan Psikologi Indonesia. Puisi bertajuk “Boneka Badut” meraih penghargaan puisi terbaik dalam Sayembara Puisi se-Asia Tenggara yang diselenggarakan GhirahBelajar.com.

Posting Komentar

0 Komentar