Uhamka-UMSIDA Berkolaborasi Majukan Pendidikan


GHIRAHBELAJAR.COM, JAKARTA – Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) bersama Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) melakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) dilanjutkan dengan MoA bersama Fakultas Agama Islam dari Uhamka, Selasa (7/12). Penandatanganan MoU ini dilakukan dalam rangka membangun sinergi antara Uhamka dan UMSIDA untuk menghadapi tantangan zaman, khususnya dalam dunia pendidikan.

Dengan penandatanganan MoU dan adanya program MBKM serta kerja sama lainnya ini dinilai dapat menguatkan hubungan yang sudah terjalin sebelumnya. Selain itu, juga menjadi ajang pembelajaran bagi masing-masing instansi, baik Uhamka ataupun UMSIDA.

Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Badan Pembina Harian UMSIDA Prof Jaenuri, Rektor UMSIDA Hidayatulloh, wakil rektor, direktur riset, direktur SDM, PMB, kepala sekretariat, dan jajaran dari UMSIDA.

Rektor UMSIDA Hidayatulloh menyampaikan, pihaknya ingin belajar dari Uhamka dalam pengelolaan penerimaan mahasiswa baru, pengembangan SDM, dan penelitian. "Kami ingin belajar banyak dari Uhamka selaku saudara tua, mulai dari PMB, pengembangan SDM dan juga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” ungkapnya, Selasa (7/12).

Selaras dengan pernyataan Hidayatulloh, Prof Gunawan Suryoputro selaku Rektor Uhamka pun menyampaikan, pihaknya juga harus belajar dari UMSIDA. "Saya sengaja datang ke sini dan minta ke Pak Rektor UMSIDA, karena saya diceritakan oleh keluarga saya dulu UMSIDA kecil sekarang sudah besar dan telah berkembangan pesat. Maka kami harus belajar dengan UMSIDA,” ujarnya, Selasa (7/12).

Sementara itu, Ketua BPH UMSIDA Prof Jaenuri menyatakan, perguruan tinggi Muhammadiyah harus lebih kuat untuk maju bersama menghadapi tantangan zaman. “Muhammadiyah punya semuanya, kita harus lebih kuat untuk maju bersama dan memastikan semua tantangan zaman bisa kita hadapi," kata dia.

Dengan adanya jalinan kerja sama ini, diharapkan perguruan tinggi Muhammadiyah mampu menjawab situasi VUCA, yakni volatile (bergejolak), uncertain (tidak pasti), complex (kompleks), dan ambigue (tidak jelas).

Selain itu, kita harus selalu siap dengan perubahan zaman, tidak hanya sekedar mengelola tapi harus benar-benar menyelami, sehingga mimpi-mimpi pendahulu Muhammadiyah itu terus kita rawat, jaga, dan kembangkan dengan memprioritaskan pada SDM yang berkualitas.

Posting Komentar

0 Komentar