Bagaimana Upaya Mitigasi dan Adaptasi Menghadapi Bencana Alam


GHIRAHBELAJAR.COM, Mungkin kita sudah cukup heran, mengapa Indonesia sebagai negeri yang cukup sering dilanda bencana alam tidak kunjung maju dalam upaya mitigasinya. Mitigasi itu apa? Mitigasi yaitu serangkaian usaha yang dilakukan oleh masyarakat atau negara dalam mengurangi dampak dan risiko bencana alam. Mitigasi dapat dilakukan dengan membuat atau membangun alat yang dapat mencegah atau meminimalisasi bencana alam. Ataupun bisa juga dan ini paling penting yaitu melakukan edukasi terhadap masyarakat agar lebih siap menghadapi bencana. Sehingga nantinya ketika terjadi bencana sudah tahu apa yang harus dilakukan. Hal itu dapat meminimalisasi dampak dan risiko dari bencana alam.

Bila berbicara data, Indonesia merupakan negara dengan gugusan kepulauan. Badan Pusat Statisik (BPS) tahun 2018 menyebutkan, jumlah pulau di Indonesia sebanyak 16 ribu. Sebab itulah kita memiliki potensi besar terjadi bencana. Selain itu, Indonesia juga berdiri di atas tiga lempeng aktif, yakni Indo-Australia di bagian selatan, Eurasia di utara, dan Pasifik di timur. Hal itu yang membuat beberapa daerah di Indonesia rawan terjadi gempa dan semong alias tsunami.

Bencana tidak hanya datang dari laut, Indonesia memiliki beberapa gunung berapi aktif yang bisa sewaktu-waktu meletus, erupsi, gempa vulkanik. Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM menyebutkan, terdapat 68 gunung aktif di seluruh wilayah Indonesia. Lalu bagaimana upaya mitigasi dan adaptasi bencana alam di Indonesia? Sebagai masyarakat, apa yang bisa kita lakukan?

Pengertian Mitigasi dan Adaptasi dalam Menghadapi Bencana


Sebagaimana sudah dijelaskan di atas, mitigasi berarti tindakan untuk mengurangi dampak bencana. Lebih detail dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 1 ayat 6, bahwa mitigasi bencana merupakan sebuah rangkaian upaya guna mengurangi risiko bencana, baik lewat pembangunan fisik atau penyadaran dan peningkatan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana.

Dengan begitu, dapat kita pahami, mitigasi bencana merupakan upaya meminimalisasi kerugian akibat bencana alam ataupun bencana nonalam. Upaya mitigasi bencana alam menjadi salah satu upaya preventif yang patut diupayakan bila kita benar-benar ingin menghindari risiko besar dari kejadian bencana.

Berbicara soal adaptasi bencana, tentu berbeda dengan mitigasi. Adaptasi bencana secara pengertian berarti penyesuaian sistem alam dan manusia atas bencana alam. Adaptasi perlu dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari bencana. Jadi, dapat disimpulkan, mitigasi dilakukan sebelum terjadi bencana, sedangkan adaptasi dilakukan pada saat bencana itu terjadi dan setelahnya. Keduanya perlu dilakukan di wilayah-wilayah rawan benccana, tak kecuali Indonesia.

Apa Saja Jenis dan Karakteristik Bencana Alam?


Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, entah itu terjadi karena faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Lalu apa saja jenis dan karakter bencana yang perlu kita ketahui?

Tentu saja, bencana terbagi menjadi dua jenis, yakni bencana alam dan bencana nonalam. Bencana alam (natural disaster) merupakan bencana yang terjadi akibat adanya perubahan pada alam itu sendiri. Misalnya, gempa bumi, semong, erupsi, banjir, abrasi, longsor, kekeringan, dan puting beliung. Sementara itu, bencana nonalam dapat terjadi karena ulah manusia yang melakukan eksploitasi berlebihan. Misalnya, epidemi, wabah, kegagalan teknologi, atau kecelakaan.

Sementara berdasarkan karakteristiknya, bencana alam terbagi menjadi tiga: (1) bencana alam geologi, yaitu bencana alam yang terjadi pada permukaan bumi; (2) bencana alam meteorologi, yang terjadi akibat pengaruh iklim yang berdampak langsung pada kehidupan manusia; (3) bencana alam ekstraterestrial, yaitu bencana yang terjadi di luar angkasa tetapi berdampak langsung bagi kehidupan di bumi, salah satu contohnya yaitu hujan meteor.

Daerah Rawan Bencana Alam di Indonesia


Sebagai negara yang termasuk kategori rawan bencana, Indonesia punya beberapa daerah yang memang sangat besar potensinya untuk terjadi bencana alam. Daerah-daerah tersebut, di antaranya Maluku-Papua meliputi Ternate, Maluku Selatan, Biak, Fakfak, Yapen, dan Maokwari. Kemudian, daerah rawan bencana berikutnya yaitu Nusa Tenggara-Banda, meliputi Sumbawa, Sumba Timur, dan Lombok. Lalu di daerah Sumatra juga punya potensi besar mengalami bencana, yaitu meliputi Aceh, Padang, Medan, Bengkulu, dan Lampung.

Kemudian Sulawesi mecakup Palu, Mamuju, Gorontalo, dan Manado. Lalu, daerah yang cukup dikenal sebagai tempat wisata terbesar, yakni Pulau Bali, juga termasuk wilayah rawan bencana. Buat kamu yang tinggal di Pulau Jawa, di sini juga ada daerah yang termasuk rawan bencana lho. Yaitu meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, DKI Jakarta, hingga wilayah Banten.

Dengan mengenali upaya mitigasi dan adaptasi serta daerah-daerah rawan bencana, setidaknya kita dapat berusaha untuk mengurangi dampak dan risiko bencana. Di sisi lain, kita juga perlu mendorong agar pemerintah dapat memajukan teknologi tanggap bencana agar semakin meminimalisir dampaknya.

Posting Komentar

0 Komentar