Sebentar Lagi Puasa Ramadhan, Kenali Sepuluh Indikator Takwa


GHIRAHBELAJAR.COM - Salah satu tujuan diturunkannya perintah berpuasa adalah agar kita menjadi umat yang bertakwa. Tapi, pernahkah kamu terpikir apa saja indikator ketakwaan yang hendak dicapai dari ibadah puasa sebulan penuh selama Ramadhan itu?

Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1443 H, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Parungbingung menggelar Pengajian Umum Tarhib Ramadhan, Sabtu (26/3). Pengajian bertajuk "Modal Mental Spiritual Puasa Ramadhan" ini digelar secara luring di Masjid Jami Al Hukama, Parungbingung, Pancoran Mas, Depok, dan dihadiri warga sekitar.

Pengajian kali ini menghadirkan Dr Muhbib Abdul Wahab sebagai narasumber. Salah satu pembahasan menarik yang dapat menjadi jawaban atas pertanyaan kita di atas adalah perihal indikator takwa. Muhbib dalam kesempatan itu menjelaskan mengenai 10 indikator takwa yang dikutip dari para ulama di berbagai sumber. Kesepuluh indikator takwa tersebut di antaranya:

  1. Menjaga perut agar hanya mengonsumsi yang halal, baik, dan bergizi. Selama berpuasa kita diajarkan untuk makan secukupnya dengan tetap memperhatikan asupan gizi. Hal itu agar sesuai dengan kebutuhan tubuh kita. Selain itu, puasa juga melatih menahan diri dari rasa lapar dan berhenti sebelum kenyang dengan pola yang teratur.
  2. Memelihara lisan agar tidak berdusta, menggunjing, bertutur kata tidak sopan dan sia-sia. "Di antara tanda baiknya keberislaman seseorang adalah ia mampu meninggalkan perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat." (HR Muslim). Berpuasa tidak hanya bicara soal perut, tapi juga mulut. Perkataan yang keluar dari mulut kita hendaknya merupakan perkataan baik dan bermanfaat. Agar keberkahan dan nilai puasa kita tidak berkurang.
  3. Menjaga mata agar tidak digunakan melihat dunia dengan pandangan rakus foya-foya, dan hedonistik. Dunia dan isinya hanya dilihat sebagai ayat dan karunia Allah yang harus dijadikan sebagai pelajaran dan disyukuri. "Bulan Ramadhan itu mestinya menjadi bulan kesederhanaan, bukan foya-foya," ujar Muhbib. Jangan sampai Ramadhan menjadi bulan pemborosan.
  4. Menjaga tangan agar tidak melakukan yang haram tetapi senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya. Di sini kita diperintahkan untuk memperbanyak berbuat kebaikan, membantu sesama, dan mengerjakan hal-hal bermanfaat.
  5. Menjaga kedua kaki untuk tidak melangkah menuju kemaksiatan, tetapi senantiasa memacu langkah menuju cinta-Nya. Selama Ramadhan, ada baiknya bila kita memperbanyak melangkahkan kaki ke tempat-tempat ibadah, majelis ilmu, dan langkah-langkah ke tempat kebaikan.
  6. Menjaga dan menutrisi hati dengan tazkiyatun nafs, pengosongan hati dari sifat tercela menuju pengiasan dan aktualisasi diri dengan sifat-sifat terpuji. "Puasa menjadi momentum tobat, muhasabah, introspeksi, dan optimalisasi kecerdasan spiritual," kata Dr Muhbib.
  7. Menjaga pikiran untuk senantiasa berpikir jernih dan positif, mengembangkan daya nalar dengan senantiasa merenungi ayat-ayat Allah falam Alquran maupun alam raya.
  8. Memaksimalkan ketaatan. Ramadhan mendidik umat Islam, terutama pada sepuluh hari terakhir. "Hal itu untuk mengencangkan ikat pinggang dengan hanyak beristighfar, zikir, tadarus, itikaf, dan penyucian harta dengan wakaf dan bersedekah."
  9. Menjaga pola hidup sehat dan bersih. Puasa Ramadhan jugamengajarkan kita lebih disiplin waktu, bangun tidur lebih awal, shalat subuh berjamaah, tepat waktu dalam makan minum dan sebagainya.
  10. Meningkatkan ukhuwah dan solidaritas sosial. "Rasulullah adalah orang yang paling dermawan di dalam bulan Ramadhan." (HR Muslim). Puasa melatih kita untuk lebih peka dan peduli terhadap sesama, di antaranya dengan memperbanyak zakat, infaq, dan sedekah.

Itulah indikator takwa yang diharapkan bisa kita raih dengan menjalankan ibadah selama Ramadhan dengan khidmat. Semoga kita semua, umat Muslim, dapat berusaha sekuat tenaga dan hati untuk mencapai indikator takwa itu. 

Posting Komentar

0 Komentar