Citra Diri Pembelajar dalam Perspektif Talim Muthaallim



GHIRAHBELAJAR.COM, Oleh: Ani Widiawati*

Citra diri atau Self Image merupakan cara seseorang menampilkan dirinya dalam lingkungan sosial meliputi cara bersikap, bertutur kata, berpakaian, berperilaku hingga membentuk kesan tertentu terhadap dirinya. Self Image positif merupakan kesan baik diri kita di hadapan orang lain.

Jenis citra diri ini ada empat, di antaranya (1) Citra diri atas penilaian terhadap diri sendiri, (2) Citra diri atas orang lain memandang seseorang atau individu, (3) Citra diri atas anggapan orang lain memandang dirinya, dan (4) Citra diri atas anggapan dirinya sendiri atau sesuai dengan yang dikehendaki dalam dirinya.

Selanjutnya, menurut Brown (1998), faktor pembentuk perilaku terdiri atas empat hal, yaitu (1) Selektif dalam memilih perhatian. Seseorang atau Individu memilah dan memilih masukan orang lain yang tepat dalam dirinya; (2) Melumpuhkan diri sendiri. Seseorang atau Individu menampakkan kepada oranglain atas kekurangannya; (3) Membangun nilai positif. Seseorang atau individu menampakkan kelebihan yang ada pada dirinya; dan (4) Memperjelas jati dirinya. Seseorang atau individu menghindari situasi yang akan menampakkan kekurangan pada dirinya dan memilih situasi yang bisa dilakukan untuk menjawab persoalan tersebut.

Baca Juga: Bertanya Makna Ghirah kepada Buya Hamka


Kemudian, dampak dari citra diri ini didalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang sangat berpengaruh pada diri seseorang saat melakukan aktivitas karena aktivitas yang akan dilakukan berdasarkan penilaian orang lain dan berdasarkan pemahaman diri terhadap penilaian orang lain. Kunci dari kehidupan ini adalah berperilakulah sesuai apa yang ingin kamu diperlakukan, maka perlulah untuk memperhatikan perilaku diri saat bersosial.

Kenali diri sendiri


Sebelum membangun dan mendalami Self Image, mari kita kenali diri terlebih dahulu bahwa para pembelajar tentunya memiliki ilmu lebih banyak dibandingkan mereka yang tidak belajar, terlebih jika kesehariannya berkecimpung di dunia pendidikan. Seorang yang menggeluti dunia Pendidikan idealnya akan lebih tergugah untuk melihat dunia dalam perspektif yang luas dan terbuka pada pengetahuan baru yang menghantarkannya pada perubahan dimasa yang akan datang. 

Para pembelajar adalah agent of change dan penggerak masa depan bangsa yang tentunya harus mempunyai teladan baik untuk dicontoh orang lain. Dengan memiliki citra diri positif maka orang lain akan melihatnya sebagai manusia yang positif dan di iringi dengan memperhatikan adab dan etika seorang pembelajar. Hal ini sesuai dengan panduan dalam kitab terkenal karya Imam Az Zarnuji yaitu Ta’lim Muta’allim.

Apa sajakah itu? Dalam kajian kitab tersebut terdapat beberapa adab atau etika yang harus diperhatikan dalam proses menuntut ilmu di antaranya:

1. Kesabaran dalam belajar


Kesabaran ini diartikan sebuah langkah yang harus ditempuh sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Seperti kurikulum, silabus dan penyampaian dari sang guru. Kesabaran ini juga berarti mengikuti dan memahami apa yang disampaikan sang guru sampai dengan kegiatan penutup pada proses pembelajaran. Jika kebanyakan orang merasa bosan dengan mempelajari ilmu yang berulang. Sebagai pelajar harus tetap memperhatikan penjelasan sang guru karena kita tidak tahu apakah yang disampaikan saat ini dan sebelumnya itu sama atau tidak karena hanya sang gurulah yang mengerti dan memahami apa yang ingin disampaikan maka sepatutnya kita tetap bersabar dengan pengajaran sang guru untuk mendapatkan Ibrah dari apa yang diajarkan.

Baca Juga: Pentingnya Attitude dalam Kehidupan


2. Takzim terhadap ilmu dan ahli ilmu


Ta’zim berarti penghormatan terhadap sesuatu, maksudnya adalah penghormatan kepada ilmu yang di ajarkan dan penghormatan kepada sang guru yang telah memberikan ilmu. Bentuk penghormatan kepada ilmu dan sang guru adalah tidak mencaci, tidak mengacuhkan dan berkaitan dengan perilaku yang tidak pantas tetapi yang harus dilakukan adalah berbicara baik, mengikuti aturan belajar dan berlaku sesuai dengan peraturan yang ada. Perilaku inilah yang wajib dilakukan oleh para penuntut ilmu agar mendapatkan berkah dari ilmu tersebut dan mampu mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Rajin, giat dan semangat


Sebagai penuntut ilmu kepribadian rajin, giat dan semangat bersifat wajib. Untuk menerima ilmu baru maka dibutuhkan keteguhan yang kuat dan konsisten agar mendapat ilmu dan hasil maksimal atas apa yang dipelari. Tetapi yang harus digaris bawahi disini adalah boleh kita berambisi pada sesuatu tetapi jangan dipaksakan jika diri tidak mampu melakukannya. Yang dimaksudkan adalah jika kita menganggap mampu untuk menghafalkan 1 lembar ayat Al-Qur’an dengan sekali duduk tetapi kondisi tidak mendukung untuk mencapai itu maka jangan dipaksakan karena dengan keterpaksaan atau diluar batas kemampuan dapat melemahkan jiwa. Maka sepatutnya memahami kemampuan diri juga perlu karena untuk menetikan sesuatu yang ingi kita capai. Meskipun kita diharuskan untuk mempunyai cita-cita setiggi langit agar kita mempunyai semangat yang medukung kita untuk mewujudkan impian kita. Yang dimaksudkan di sini adalah dalam menggapai sesuatu pasti ada step by step agar kita dapat memahami sebuah proses.

4. Sikap Wara’ pada masa belajar


Sikap Wara’ ini adalah menjaga dirinya dan jangan sampai perutnya kenyang. Yang dimaksudkan disini adalah sebagai penuntut ilmu harusnya menghindari dari perilaku yang negatif seperti Ghibah (membicarakan orang lain), menghindari dari teman yang tidak memberi manfaat kepada diri dan tidak berbuat maksiat. Karena sifat-sifat ini adalah sifat yang bisa menghalangi ilmu masuk pada diri kita.

Baca Juga: Murah Banget  


Arti dari menjaga perut adalah tidak bermudah-mudahan memakan sesuatu yang ada tetapi harus diperhatikan bahwa makanan itu baik, bersih dan halal. Makanan yang kita makan jika tidak diperhatikan betul maka sepatutnya menjaga diri dari makanan yang membuat efek tidak baik seperti terlalu pedas, terlalu asam dan terlalu manis. Kemudian, yang harus diperhatikan lagi adalah jangan sampai makan terlalu banyak dan berakibat kenyang lalu menimbulkan rasa malas dan kantuk pada diri. Ketika sedang proses menuntut ilmu maka akan berakibat proses transfer ilmu kedalam pikiran karena adanya rasa gundah yang disebabkan dari terlalu kenyang dan kantuk tadi.

Dengan begitu, maka perlu diperhatikan oleh para penuntut ilmu agar menjadi evaluasi diri sebagai agen perubahan yang mempunyai citra diri positif di masa yang akan datang dan semoga menjadi penerus yang beradab dan beretika untuk diri, masyarakat, bangsa dan negara.



Biodata: Ani Widiawati merupakan mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Posting Komentar

0 Komentar