Pentingnya Regulasi Diri bagi Remaja


 

GHIRAHBELAJAR.COM, Oleh Arip Setiawan*

Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang tentunya banyak kebimbangan yang terjadi pada masa tersebut. Mereka sejatinya belum mampu berpikir dewasa namun juga tidak mau dianggap sebagai anak-anak sehingga masa remaja adalah masa di mana individu berusaha mencari jati dirinya dan mudah sekali menerima informasi dari luar dirinya tanpa ada pemikiran lebih lanjut.

Memiliki banyak teman sebaya di usia remaja merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh remaja itu sendiri, di mana mereka bisa menemukan identitas diri mereka melalui sosialisasi dengan teman sebayanya. Namun, tidak semua remaja mampu bersosialisasi dengan baik, justru ada remaja yang cenderung memiliki kecemasan dalam dirinya saat bersosialisasi dengan rekan sebayanya. Banyak remaja belum mampu menjalani tugas perkembangan mereka dengan baik, hal tersebut karena adanya pikiran-pikiran negatif yang terus membayangi mereka.

Remaja sering merasa orang lain tidak dapat menerima dirinya karena perbedaan-perbedaan yang dimilikinya, seperti perbedaan status sosial, status ekonomi, dan tingkat pendidikan. Kemudian, apa yang menjadi penyebab seseorang merasakan hal yang demikian ketika menginjak usia remaja?

Penyebab Regulasi Diri yang Rendah


Hal tersebut disebabkan rendahnya regulasi diri pada diri remaja. Regulasi diri didasari oleh adanya konsep diri yang dibawa dalam diri seseorang dan konsep diri sendiri berpengaruh pada kemampuan diri, di mana seseorang yang memiliki konsep diri yang baik, tentunya akan memiliki kemampuan diri yang tinggi dan pada akhirnya juga akan berdampak pada regulasi diri. Sedangkan regulasi diri merupakan kemampuan seseorang untuk mengarahkan pikiran, perasaan, keinginan, dan tindakan untuk mencapai tujuan tertentu (Zimmerman, 1990).

Seseorang yang mampu melakukan regulasi diri dengan baik, dia memiliki kondisi psikologis yang stabil dan mampu mengontrol dirinya untuk dapat mengelola persepsi tentang dirinya sendiri serta bagaimana mereka diterima oleh orang lain (Hoyle, 2010).

Maka dari itu, keefektifan regulasi diri merupakan aspek yang sangat penting dalam diri seseorang dalam menjalankan kehidupannya untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Apabila mampu melakukan regulasi diri dengan baik, remaja dapat mengarahkan dirinya untuk bisa berinteraksi dan beradaptasi dengan baik tanpa adanya kecemasan yang dialami.

Begitu pun sebaliknya, apabila remaja memiliki tingkat regulasi diri rendah, ia akan merasa rendah diri dan mengalami kecemasan pada saat ingin berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Lalu, apa saja faktor yang memengaruhi keberhasilan seseorang dalam melakukan regulasi diri yang baik dalam dirinya?

Faktor yang Memengaruhi Regulasi Diri


Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi keberhasilan seseorang dalam melakukan regulasi diri ialah tidak terlepas dari adanya karakteristik individu, lingkungan, dan perilaku (Zimmerman, 1990). Pertama, Karakter individu sendiri meliputi pengetahuan dan tingkat kognisi. Kemudian faktor individu ini terbagi menjadi tiga, antara lain pengetahuan individu, yaitu makin banyak dan beragam pengetahuan yang dimiliki seseorang, semakin membantu seseorang dalam melakukan regulasi diri. 

Kemudian kemampuan seseorang untuk berpikir lebih mendalam. Terakhir, tujuan yang ingin dicapai, semakin banyak dan kompleks tujuan yang ingin diraih maka semakin besar kemungkinan individu dalam melakukan regulasi diri.

Kedua, faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang dimaksud disini ialah adanya dukungan dari orang-orang terdekat dalam meningkatkan kemampuan diri sehingga berpengaruh terhadap peningkatan regulasi diri. Ketiga, faktor perilaku. Faktor perilaku disini ditandai dengan adanya sejauh mana upaya individu dalam melakukan regulasi diri terhadap dirinya.

Semakin besar upaya yang dikerahkan individu dalam mengorganisasikan kegiatan, maka secara tidak langsung akan meningkatkan regulasi diri pada individu tersebut. Dalam artian ketika melakukan regulasi diri, seseorang akan menerima informasi terkait tujuan yang dimiliki, mengevaluasi diri, memiliki keinginan untuk berubah, dan mencari alternatif perubahan tingkah laku, serta menilai efektivitas dari perubahan tingkah laku yang dialami seseorang tersebut (Carey, Neal, & Collins, 2004).

Langkah-Langkah Regulasi Diri


Setelah kita mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan regulasi diri, lalu bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh oleh seorang remaja dalam melakukan regulasi diri? Seperti yang dikemukakan oleh Bandura (1991), langkah-langkah dalam melakukan regulasi diri, yaitu: pertama, melakukan observasi diri (selfobservation), yaitu kita melihat diri kita sendiri. Dalam artian kita harus mengaca pada diri kita sendiri, kira-kira apa kelebihan dan kekurangan kita dan apa kemampuan yang kita miliki.

Adapun langkah yang kedua yaitu keputusan (judgment), membandingkan apa yang dilihat dengan suatu standar. Yang dimaksudkan disini adalah setelah kita melihat kekurangan dan kelebihan yang ada dalam diri kita, kemudian kita juga harus melihat kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri orang lain, supaya kita bisa menilai bahwasanya setiap manusia itu pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Langkah selanjutnya yaitu respons diri (self-response). Setelah melakukan perbandingan tersebut dan hasilnya kita lebih baik dalam perbandingan dengan standar kita, maka kita harus memberi penghargaan kepada diri kita sendiri dan bersyukur atas apa yang sudah Tuhan berikan kepada diri kita. Begitupun sebaliknya, meskipun hasilnya kita lebih buruk dalam perbandingan dengan standar kita, maka kita juga harus memberi penghargaan kepada diri kita sendiri dan bersyukur atas apa yang sudah Tuhan berikan kepada diri kita.

Melihat dari adanya faktor dan langkah regulasi diri tersebut, dapat kita ambil simpulkan bahwa yang sebenarnya mempengaruhi seseorang untuk melakukan regulasi diri ialah kesadaran pada diri seseorang itu sendiri, bahwasanya bergaul dengan teman sebaya adalah sebuah interaksi yang sangat penting pada usia remaja karena sebagai manusia, kita tidak bisa hidup sendiri, perlu belajar mengembangkan tujuan hidup, dan perlu dukungan dari orang-orang di sekitarnya yang bisa memotivasi seseorang untuk terus memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik.

Maka dari itu, untuk mengatasi regulasi diri yang rendah dalam diri remaja, dapat diperbaiki melalui adanya kesadaran diri, perilaku, dan juga dukungan dari orang-orang di sekitarnya, sehingga membuat remaja tersebut menjadi lebih percaya diri dan tidak mengalami kecemasan dan kekhawatiran lagi dalam bersosialisasi dan bergaul dengan rekan sebayanya.


Biodata: Arip Setiawan merupakan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Konsentrasi Psikologi Pendidikan Islam Tertarik dengan dunia psikologi. Instagram @arif_setiaone_

Posting Komentar

0 Komentar