Kurikulum Merdeka untuk Sekolah Dasar


GHIRAHBELAJAR.COM, Oleh Putri Dewi Tantiningrum*

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum pembelajaran intrakurikuer yang beragam dimana mampu mengoptimalkan konten dan memberi siswa cukup waktu untuk mengeksplorasi konsep dan memperkuat kemampuan mereka. Guru memiliki fleksibilitas untuk memilih dari berbagai alat pendidikan untuk menyesuaikan pembelajaran mereka dengan kebutuhan dan minat belajar siswa mereka. Proyek ini dikembangkan berdasarkan tema-tema khusus yang ditetapkan pemerintah untuk meningkatkan pencapaian profil siswa. Proyek ini tidak ditujukan untuk mencapai tujuan keberhasilan pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, itu tidak terikat dengan konten mata pelajaran.

Berbagai kajian nasional dan internasional menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami krisis pembelajaran sejak lama. Studi-studi tersebut menunjukkan bahwa banyak anak Indonesia yang tidak mampu memahami bacaan dasar atau menerapkan konsep matematika dasar. Hasil penelitian juga menunjukkan kesenjangan pendidikan yang besar antara daerah dan kelompok sosial di Indonesia. Kondisi ini diperparah dengan merebaknya pandemi Covid-19. Mengatasi krisis dan berbagai tantangan ini membutuhkan perubahan sistematis di seluruh kurikulum.

Kurikulum menentukan mata pelajaran. Kurikulum juga mempengaruhi kecepatan dan metode pengajaran yang digunakan guru untuk memenuhi kebutuhan siswa mereka. Untuk alasan ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengembangkan kurikulum mandiri sebagai bagian penting dari upaya jangka panjang kami untuk memulihkan pembelajaran dari krisis. Pada pemulihan pembelajaran tahun 2022-2024, Kemedikburistek mengeluarkan kebijakan bahwa sekolah yang belum siap untuk menggunakan Kurikulum Merdeka dapat menggunakan Kurikulum 2013.

Adapun Kurikulum Darurat yang merupakan modifikasi dari kurikulum 2013 masih boleh digunakan oleh satuan pendidikan. Tahun 2024 menjadi tahun penentu kebijakan kurikulum nasional berdasar evaluasi terhadap kurikulum saat pemulihan pembelajaran. Kemendikburistek menjadikan evaluasi ini sebagai acuan dalam mengambil kebijakan lanjutan pasca pemulihan pembelajaran.

Hal-hal esensial kurikulum merdeka di jenjang sd salah satunya yaitu mata pelajaran IPA dan IPS digabungkan menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS), dengan harapan dapat memicu anak untuk dapat mengelola lingkungan alam dan sosial dalam satu kesatuan. Selain itu, pada Kurikulum Merdeka, terdapat Pembelajaran Berbasis Proyek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila yang dilakukan minimal 2 kali dalam satu tahun ajaran.

Hal-hal esensial kurikulum merdeka di jenjang Sekolah Dasar sebagai berikut:

1. Penguatan kompetensi yang mendasar dan pemahaman logistik.
  • Untuk memahami lingkungan sekitar, mata pelajaran IPA dan IPS digabungkan sebagai mata pelajaran Imlu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS).
  • Integrasi computational thinking dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan IPAS.
  • Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan.

2. Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila dilakukan minimal 2 kali dalam satu tahun ajaran.

Fase kurikulum merdeka SD/sederajat terdiri dari:
  • Fase A (umumnya setara dengan kelas I dan II SD)
  • Fase B (umumnya setara dengan kelas III dan IV SD)
  • Fase C (umumnya setara dengan kelas V dan VI SD)

Fase A merupakan periode pengembangan dan penguatan kemampuan literasi dan numerasi dasar. Oleh karena itu, jumlah mata pelajaran dasar yang perlu diajarkan di Fase A tidak sebanyak di Fase B dan Fase Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) belum menjadi mata pelajaran wajib di Fase A. Muatan mata pelajaran tersebut mulai menjadi wajib untuk diajarkan sejak masuk di awal Fase B (Kelas III). Mata Pelajaran IPAS merupakan mata pelajaran yang ditujukan untuk membangun kemampuan dasar untuk mempelajari Ilmu Pengetahuan (Sains), baik Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) maupun Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Struktur kurikulum merdeka SD dibagi menjadi dua kegiatan pembelajaran utama, yaitu pembelajaran reguler atau rutin yang merupakan kegiatan intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Pembelajaran kurikulum merdeka SD akan menguatkan pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian peserta didik. Pembelajaran intrakurikuler akan dilakukan sekitar 70-80 persen dari jam pelajaran dan kokurikuler melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila sekitar 20-30 persen jam pelajaran. Untuk penilain setiap siswa, tidak ada pemisahan antara penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Proses pembejalaran kurikulum merdeka SD akan menggunakan ontoh-contoh modul ajar, alur tujuan pembelajaran, contoh projek penguatan profil pelajar Pancasila, contoh kurikulum operasional satuan pendidikan.

*Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Univesitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

Posting Komentar

0 Komentar