Menghindari Bahaya Pergaulan Bebas


GHIRAHBELAJAR.COM, Oleh Illya Natasya Rovina*

Pergaulan bebas identik dengan pergaulan remaja yang menyimpang dan biasanya mengarah terhadap perbuatan seks. Pada zaman yang semakin berkembang semakin beragam pula tingkah laku serta masalah sosial yang terjadi di masyarakat terutama masalah remaja. Perkembangan teknologi sekarang ini telah banyak memberi pengaruh buruk bagi remaja sehingga menyebabkan terjadinya kenakalan remaja.

Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah. Permasalahan pergaulan bebas ini sudah merajalela di kalangan remaja dengan alasan demi disebut gaul dan untuk mencari kesenangan semata. Misalnya, berpacaran di kalangan remaja bukan hal yang asing lagi untuk dibicarakan karena kita bisa melihat fenomena berpacaran di mana saja. Contoh lainnya seperti, seks bebas, narkoba, minum-minuman keras, merokok, dan sebagainya.

Banyak penyebab remaja melakukan pergaulan bebas khususnya kalangan pelajar. Penyebab tiap remaja terjerat dalam pergaulan bebas mungkin berbeda, tetapi semuanya berakar pada penyebab yang utama yakni kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan/agama dan ketidakstabilan tingkat emosional. Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku ayah dan ibu juga memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak. Sebab, kepribadian manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga.

Namun, remaja lebih banyak berada di luar rumah dengan teman sebaya menghabiskan banyak waktu dengan teman-teman sekolahnya. Hal tersebut secara tidak langsung dapat mempengaruhi sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku. Teman dekat lebih besar pengaruhnya dari pada keluarga misalnya, di sekolah ada temannya mengenakan model pakaian yang sama dengan pakaian anggota kelompok yang populer, maka kesempatan baginya untuk dapat diterima oleh kelompok menjadi lebih besar demikian pula bila anggota kelompok mencoba minum alkohol, dan merokok, maka pelajar cenderung mengikuti tanpa memperdulikan akibatnya.

Selain itu, pada era modern ini media sudah menjadi kebutuhan anak muda zaman sekarang, sehingga dari media yang tersedia dengan berbagai aplikasi memudahkan mereka untuk mengakses menonton atau melihat hal-hal yang belum pantas untuk ditonton oleh anak-anak maupun remaja, seperti yang telah dilihat media tidak digunakan dengan oleh remaja karena banyak situs yang berbau pornografi dapat dengan mudah diakses hal ini akan berakibat buruk. Apalagi, jika tidak ada kontrol yang baik terhadap informasi yang sesuai bagi remaja.

Dapat kita ketahui peran sosial media untuk saat ini sudah mulai keluar dari jalannya. Dalam arti, banyak di antaranya menyalahgunakan sosial media untuk melakukan suatu hal negatif sehingga hal tersebut menjadi kerugian dari sosial media tersebut. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tak terkendali pada remaja, dan pola pikir rendah. Sekuat-kuatnya mental seorang remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks bebas, kalau terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu saat akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat lagi bagi remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat.

Saat ini, untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas, terutama di kalangan remaja, bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsur agama yang kuat, juga dibentengi dengan pendampingan orang tua dan selektivitas dalam memilih teman-teman. Karena ada kecenderungan remaja lebih terbuka kepada teman dekatnya ketimbang dengan orang tua sendiri. Sebagai harapan masa depan bangsa, seharusnya remaja mengetahui benar tanggung jawab dan kewajiban besar yang dibebankan di bahu mereka.

Beberapa solusi untuk menghindar dari terjeratnya diri pada pergaulan bebas diantaranya, memperkuat pendidikan agama sejak dini, membentuk karakter yang positif, selektif dalam berteman, memperkuat hubungan antara orang tua dan anak, pemberian edukasi seks pada remaja, seperti diberikannya suatu bekal pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar. Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual dan sebagainya. Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas.

Oleh karena itu, agar tidak terjerumus ke hal-hal negatif yang merugikan diri sendiri maupun pihak lain, maka remaja harus membentengi diri dengan cara memperdalam pengetahuan agama, mengikuti kegiatan/organisasi keagamaan atau organisasi lain yang bermanfaat, serta bergaul dengan teman-teman yang baik. Dengan cara-cara tersebut kita dapat terhindar dari pengaruh buruk lingkungan yang akan menjerumuskan dalam perilaku yang negatif, yang merupakan pelanggaran terhadap agama maupun norma masyarakat. Bergaul bukan hanya untuk ketenaran dan kesenangan semata, tetapi jadikan itu sebagai wadah membentuk pribadi yang berjiwa kemasyarakatan dan mengharagi sesama. Jadilah diri sendiri agar tahu bagaimana orang disekitar nyaman berkomunikasi dengan kita.

*Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

Posting Komentar

0 Komentar