FK Uhamka Gelar Penyuluhan Deteksi Dini Hipertensi


GHIRAHBELAJAR.COM, JAKARTA – Dalam rangka menunaikan Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah, dosen-dosen Program Studi Teknik Kardiovaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (FK Uhamka) beserta mahasiswanya mengadakan pengabdian pada masyarakat di SMA Muhammadiyah 3 Jakarta, Jumat (29/7).

Kegiatan ini berlangsung di dalam kelas siswa IPS kelas XII. Penyuluhan berjudul “Deteksi Dini dan Edukasi Hipertensi pada Siswa-Siswi SMA Muhammadiyah 3 Jakarta Selatan” ini digelar bekerja sama dengan kepala SMAM 3 Jakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh 48 peserta yang terdiri atas siswa-siswi dan guru di SMAM 3 Jakarta.

Turut hadir dalam acara ini, Suryanti selaku guru kurikulum di SMAM 3. Suryanti mengaku sangat senang dengan kegiatan ini, selain menambah ilmu pengetahuan juga siswa-siswi dicek kesehatannya. Terutama, kata dia, mendeteksi hipertensi di usia remaja dan cara pencegahannya.

Selain itu, dr. Erlina selaku Ketua Program Studi Teknik Kardiovaskuler Uhamka hadir dan memberikan sambutan. Ia menuturkan, hipertensi dapat terjadi tidak hanya pada usia tua, tetapi juga remaja. “Bukan hanya pada usia tua saja hipertensi terjadi, melainkan juga bisa diidap dari remaja, sehingga harus diperiksa dan perlu diwaspadai,” ujarnya.

Kegiatan ini diawali dengan pre tes untuk melihat pengetahuan siswa-siswi tentang hipertensi dini atau pre hipertensi pada remaja. Sementara kegiatan inti diisi oleh dr. Nurhayati selaku narasumber.

Nurhayati menuturkan bahwa hipertensi tidak hanya diderita oleh orang berusia dewasa dan lanjut usia, tetapi sekarang hipertensi juga sudah menyerang usia remaja. Hipertensi, kata dia, merupakan penyakit “silent killer” atau pembunuh senyap nomor satu di dunia negara-negara berkembang termasuk di Indonesia.

“Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah atas atau sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah bawah atau distolik ≥ 90 mmHg. Banyak yang tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi, dan banyak pula penderita hipertensi tidak melanjutkan pengobatannya,” ungkapnya.

Hipertensi, dia melanjutkan, tidak hanya menyerang orang tua dan dewasa muda, sekarang ditemukan juga pada usia remaja. Prevalensi pada usia 8-17 tahun 1 dari 10 anak mengalami pre-hipertensi. “Sekitar 70% kejadian hipertensi pada remaja merupakan hipertensi primer. Prevalensi nasional penderita hipertensi pada usia 15-17 tahun adalah 5,3 persen (laki-laki 6,0% dan perempuan 4,7%). Remaja yang memiliki tekanan darah lebih dari normal mempunyai risiko lebih besar menderita penyakit jantung koroner atau gagal jantung saat dewasa. Sekitar 7% setiap tahunnya kejadian prehipertensi pada remaja berubah menjadi hipertensi,” ungkapnya.

Penyuluhan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan pengisian post tes. Peserta tampak sangat antusias terlihat dari beragamnya pertanyaan yang diajukan, dilanjutkan dengan pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensimeter manual. Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama.

 

Posting Komentar

0 Komentar