Mengamalkan Pancasila, Merawat Kemanusiaan


GHIRAHBELAJAR.COM, Oleh Muhammad Nur Al Fatih Ilham

Berbicara mengenai kemanusiaan, bukanlah suatu hal yang asing, mengingat Indonesia dikenal sebagai negara yang rukun, santun, dan memiliki tingkat kepedulian serta kepekaan yang cukup besar. Hal ini bisa saya lihat misalnya ketika terjadi bencana alam, seperti banjir bandang, tanah longsor, gempa bumi, dan bencana-bencana alam lainnya yang mungkin terjadi di sebagian daerah di Indonesia ataupun negara lain.

Dari banyaknya fenomena bencana alam atau krisis yang menimpa masyarakat, terkadang mereka berbondong-bondong untuk saling membantu satu sama lain, bukan hanya dalam segi materil saja yang mereka bantu. Namun, terlepas dari itu, mereka juga melakukan tindakannya melalui tenaga, pikiran, bahkan nyawa pun menjadi taruhan untuk bagaimana masyarakat bisa bangkit pulih dari bencana atau krisis yang dialami. Maka, tak heran bila Indonesia dijuluki sebagai negara yang memiliki kepedulian akan kemanusiaan. Bahkan, saat ini, sampai terdapat banyak lembaga sosial kemanusiaan yang menjadi tonggak kekuatan masyarakat dan menjadi modal gerakan untuk kehidupan yang lebih baik.

Namun, seiring berjalanya waktu, sikap atau kebiasaan yang dilakukan oleh kebanyakan orang dalam hal kemanusiaan kini mulai memudar, bahkan mengalami disorientasi gagasan. Tak sedikit orang yang secara individu, komunitas, atau secara kelembagaan melakukan aksi kemanusiaannya hanya formalitas, bahkan sebuah manipulasi belaka. Tanpa memikirkan secara benar substansi dari gerakan kemanusiaan yang seharusnya dilakukan.

Di sini mungkin penulis tidak menyalakan masyarakat secara keseluruhan, tetapi memang terdapat oknum-oknum yang hanya memanfaatkan tindakannya untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya saja. Misalnya, menyalahgunakan otoritas kelembagaan, yang seharusnya menjadi kekuatan perubahan masyarakat, malah menghilangkan kewenangan/tugasnya sebagai lembaga kemanusiaan yang akhirnya membuat tingkat kepercayaan masyarakat secara umum semakin menurun.

Maka, kemudian kalau penulis amati kembali, yang menjadikan masyarakat dewasa ini mengalami disposisi sikap rendan atau degradasi terhadap nilai-nilai kemanusiaan, yaitu perubahan arus globalisasi yang makin mengalami kemajuan dan modern. Maka, hal ini sangat berimplikasi pada realitas sosial saat ini yang makin individualis, hedonis, dan materialis. Sehingga, ini menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh kita semua sebagai anak bangsa, agar kiranya bangsa Indonesia ini tidak ikut tergerus terhadap hal-hal yang merusak nilai-nilai kebinekaan dan kemanusiaan.

Dari fenomena yang terjadi di abad 21 ini, penulis kira perlu adanya suatu tindakan secara progresif yang menjadikan manusia saat ini dapat beradaptasi dengan perubahan siklus kebudayaan. Selain itu, juga melakukan banyak inovasi-inovasi yang bisa dikembangkan yang tentu semua itu harus dilakukan demi menjaga nilai-nilai kemanusiaan serta menjadi tonggak kekuatan perubahan bangsa yang lebih baik dan beradab.

Cinta Kemanusiaan


Agar kiranya kita dapat mengetahui secara mendalam terkait apa itu cinta kemanusiaan, kemudian bagaimana cara kita untuk melakukannya dalam kehidupan di masa kini? Maka, tentu penulis perlu untuk menjabarkan agar makna/hakikat cinta kita terhadap sesama manusia dapat dipahami secara baik dan dapat termanifestasikan melalui suatu gerakan kemanusiaan, yang memang ini sebetulnya menjadi kewajiban kita sebagai manusia untuk senantiasa berbuat baik, peduli, saling tolong-menolong, dan melakukan tindakan-tindakan positif lainnya.

Jika diselisik secara mendalam, cinta kemanusiaan merupakan suatu nilai tertinggi yang harus dimiliki setiap orang. Sebab, pada dasarnya manusia memiliki derajat yang lebih dibandingkan makhluk lainnya, dengan dibekali akal pikiran dengan tujuan agar dapat digunakan sebaik dan sebijak mungkin.

Maka, kemudian, kemauan kita untuk berbuat baik terhadap sesama manusia, tolong-menolong serta melakukan kebajikan tidak hanya berlandaskan pada perintah agama. Namun, perlu ada kesadaran kolektif yang harus dimiliki oleh tiap-tiap manusia, yang semestinya itu menjadi keharusan kita sebagai manusia yang berpikir atau menurut Socrates disebut hewan yang berpikir. Kalau kita ingat, seorang ilmuwan Albert Einstein pernah mengatakan, “Jika manusia hanya baik karena takut untuk di hukum, dan berharap mendapat pahala, kita memang hina.”

Maka, dari apa yang dikatakan oleh Einstein, penulis kira ini sangat relevan karena memang berbuat baik atau mencintai sesama manusia itu tidak harus kebergantungan pada agama saja. Akan tetapi, melakukan kebaikan terhadap sesama makhluk hidup atau segala ciptaan yang ada di alam semesta ini menjadi keharusan kita bersama. Karena di situlah bukti bahwa manusia dapat menggunakan akal pikiranya secara objektif dengan selalu mengedepankan nilai (value) moralitas.

Sebab, sejatinya, seseorang akan dapat berpikir dan bertindak manusiawi ketika nilai moralitas itu diterapkan dengan baik. Sebab, tanpa moralitas orang tidak akan melakukan kebaikan. Salah satu hakikat kemanusiaan ketika semua perilaku yang kita lakukan dilakukan dengan cara-cara yang baik.

Mewujudkan Idealitas


Sebuah bangsa merupakan elemen terpenting dalam suatu negara untuk menciptakan perubahan terhadap bagaimana manusia-manusia yang ada di dalamnya akan berlayar dan berlabu. Karena dalam sebuah bangsa pula, manusia satu sama lain memiliki keterikatan secara kebudayaan, dan kebahasaan dalam arti umum, serta menempati suatu wilayah tertentu di muka bumi.

Ketika bangsa ini dijalankan secara baik dengan upaya kerja sama yang dilakukan secara kolektif atas dasar menjaga kedaulatan serta nilai kemanusiaan. Maka, kemajuan yang dinawacitakan dalam sebuah gerakan akan dapat terwujud. Karena memang bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menjadikan nilai kemanusiaan sebagai dasar kebangsaan dan dapat dijalankan secara baik dan penuh kesungguhan. Maka, pada era saat ini yang mengalami perubahan siklus kebudayaan secara global, perlu ada kekuatan atau power yang kita gerakan secara kelektif dalam sebuah bangsa.

Kalau kita refleksikan kembali, nilai-nilai Pancasila yang merupakan modal dasar negara Indonesia yang mengandung unsur filosofis dan historis secara mendalam. Tentu, harusnya menjadi semangat kita sebagai warga negara dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur.

Jika setiap warga negara Indonesia dapat bersatu dalam menjalankan kehidupan sosialnya, tanpa memandang berbagai latar belakang, struktur sosial, suku, dan budaya dalam kehidupannya, saya rasa hari ini tidak ada lagi yang namanya konflik antarwarga negara. Baik itu dari pihak pemerintah maupun pejabat publik terhadap warga masyarakatnya. Maka, sudah seharusnya kita bersikap dewasa dan hidup berdampingan, tidak saling merendahkan serta melakukan ketertindasan terhadap satu sama lain.

Jika melihat realitas sosial hari ini, banyak orang yang makin kehilangan idealitasnya sebagai warga negara dan insan yang berpikir. Terjadinya konflik agraria, tergerusnya ekosistem lingkungan yang mungkin itu terjadi karena kepentingan politik, yang akhirnya memunculkan ketimpangan sosial, keterbelakangan, dan bahkan mendapatkan penindasan terhadap orang-orang yang lemah.

Sebagai nilai luhur bangsa, Pancasila harus tetap kita jaga dan kita rawat dengan cara melakukan aksi-aksi kemanusian. Membantu satu sama lain dan memanifestasikan nilai-nilai yang ada didalamnya secara kolektif dan merata. Maka, menjadi tugas negara ketika ketimpangan masi terjadi di negri ini. Walau bagaimanapun, negara dalam hal ini pemerintah dan berserta stakeholder lainnya harus tetap menjadi cerminan dalam melakukan kehidupan.

Kemudian dalam hal lain perlu kiranya bangsa ini tidak memandang sebelah mata dalam sebuah kehidupan. Keadilan dan kesejateraan itu tidak hanya dirasakan oleh sebagian orang saja, yang hanya didapat bagai orang-orang yang memiliki kebijakan dan limpahan uang. Tetapi, negara harus berperan dan mengindahkan tindaknya betul-betul atas dasar kepentingan semua orang. Sehingga, menjadi ideal ketika kepentingan kemanusiaan menjadi kepentingan yang substansial. Apalagi, kita yang berada di negara yang menjunjung nilai moralitas tinggi.

Posting Komentar

0 Komentar