Bencana Alam dalam Pandangan Islam


GHIRAHBELAJAR.COM, Oleh Hafidah Isna Nurayati

Musibah demi musibah tiada henti di alami oleh umat manusia di dunia pada umumnya dan Indonesia,seperti virus corona atau Covid-19,tanah longsor, tsunami Aceh yang sangat dahsyat pada tahun 2004, insiden Kanjuruhan Malang pasca pertandingan sepak bola Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya yang menyebabkan ratusan orang meninggal dunia pada 1 oktober 2022, gempa bumi Cianjur pada 21 November 2022, dan masih banyak lagi musibah yang tidak dapat dituliskan satu persatu, termasuk kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina yang tidak bersalah.

Khusus musibah di Indonesia ada yang mengatakan sebagian sebagai azab Allah, dan sebagian mengatakan bentuk rahmat dari Allah, karena negara kita mayoritas Islam. Namun, ada sebagian orang yang memvonis bahwa musibah di Indonesia sebagai bentuk kutukan dari Allah. Seharusnya kita sebagai umat Islam harus bersandar kepada syariat Islam. Salah satunya adalah harus husnudzon (berprasangka baik kepada Allah) dengan ketetapan Allah SWT dan senantiasa istiqomah untuk mengkaji ajaran islam dalam memaknai setiap musibah yang terjadi.

Makna Musibah dalam Al-qur’an


istilah”musibah”berasal dari Bahasa Arab,yaitu dari kata”ashaba, yushibu mushibatan”. Berarti sesuatu yang menimpa manusia berupa kebaikan atau keburukan. Dalam Al-Qur’an dikutip dari surah Al-ankabut/2:3. Ayat tersebut secara eksplisit menjelaskan bahwa salah satu prasyarat menjadi orang beriman adalah bersedia di uji, termasuk dengan diturunkan musibah kepadanya. Jadi, Allah SWT,menurunkan musibah kepada orang beriman bertujuan untuk menguji mereka. Apakah mereka semakin beriman atau sebaliknya. Dari situ dipahami bahwa ujian itu adalah ukuran bagi sempurna atau tidaknya iman seseorang.

Apakah gempa bumi, tsunami dan banjir merupakan azab atas dosa-dosa manusia? ‘Azab’ merupakan bentuk manifestasi kehendak Tuhan di dalam Al-qur’an menggambarkan bahwa terdapat hubungan timbal balik antara Tindakan manusia dan azab yang diberikan oleh Tuhan kepada umat manusia.’Azab’ yang diberikan oleh Tuhan dalam hal ini bukan sebagai balasan atas kemungkaran yang dilakukan manusia, tetapi sebagai hukum sebab-akibat dalam perhitungan manusia, karena pada dasarnya Tuhan tidak bisa dipengaruhi oleh apa pun dan siapapun. Ada beberapa hal mengenai faktor-faktor penyebab ‘azab’ di dunia menurut Al-Qur’an sebagai berikut;

a) Orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya

Hal ini digambarkan dalam surat Al-maidah/5:33: “Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan dimuka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbul balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya), yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan diakhirat mereka beroleh siksaan yang besar.” (QS Al-Maidah/5: 33).

b) Orang yang membuat kerusakan di Bumi (Dzalim)

Orang yang membuat kerusakan atau kekacauan dan kerusuhan di bumi disebut juga sebagai orang yang dzalim.Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki rasa belas kasihan kepada manusia lain.Seperti,pembunuhan,pencurian dan sebagainya.

c) Munafik

Orang yang munafik juga menyebabkan seseorang ditimpa ‘azab’ terdapat dalam Al-Qur’an pada surat At-taubah/9:75, “Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah; sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh. Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian karuna-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran)." (QS At-taubah/9: 75).

d) Harta kekayaan dan Anak-Anak

Allah SWT menggambarkan tentang apa-apa yang dijadikan indah pada pandangan manusia dalam kehidupan dunia,antara lain bermacam-macam harta dan anak-anak.Cinta harta kekayaan terkadang digunakan untuk tujuan kebanggaan, keangkuhan, atas orang-orang yang lemah,dan sewenang-wenang terhadap orang miskin,maka sikap ini tercela.Beberapa faktor ‘azab’ dapat disimpulakan bahwa penyebab seseorang ditimpa ‘azab’ adalah karena seseorang tersebut lalai dengan segala bentuk aturan Allah SWT dan Rasul-Nya.

Kesimpulan


Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alam dan aktivitas manusia (Hakim, 2013). Salah satu aktivitas alami tersebut adalah gempa bumi, tsunami, banjir, dan sebagainya. Kejadian merupakan bencana alam yang kerap terjadi dan tidak asing lagi bagi yang tinggal di daerah rawan banjir, gempa, dan tsunami. Seperti gempa bumi sudah terjadi sejak lama,yaitu sejak zaman Nabi. Terdapat kisah gempa bumi seperti pada masa Nabi Syuib dan Nabi Soleh. Kisah-kisah tersebut menyatakan bahwa gempa bumi diturunkan oleh Allah SWT untuk orang-orang yang tidak mau mengikuti ajaran Allah dan Rasul-Nya.

Namun, Allah juga menciptakan daerah-daerah dengan kondisi geografis yang membuatnya menjadi rawan bencana alam. Oleh karena itu, tidak semua bencana ini terjadi akibat ulah atau maksiat yang dilakukan manusia terjadinya bencana tersebut dapat terjadi atas kehendak Allah dengan izin-Nya yang dapat terjadi di manapun, kapan pun, dan tanpa diduga-duga.



Referensi;

Qathrunnada, N. H., Utami, R. Y., & Rizky, S. A. (2022). Menganalisis Bencana Alam Gempa Bumi Dalam Perspektif Al-Quran. Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam Dan Perspektif,

A., & An, A.-Q. U. R. (2020). Kehendak Tuhan dalam Manifestasi’Azab’Persfektif Al-qur’an. 1(2), 100–116.

Wamdi, W. D. (2021). Menyikapi Mushibah Dalam Perspektif Tafsir Al-Jailani.

 

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar