Bersyukur untuk Menjaga Kesehatan Mental



GHIRAHBELAJAR.COM, Oleh Hafidah Isna Nurhayati

Kesehatan mental dan kesejahteraan mental remaja sangat penting untuk kehidupan yang bahagia, memuaskan, dan bermakna. Data Indonesia mencatat sebanyak satu dari 20 remaja berusia 10-17 tahun di Indonesia juga mengalami gangguan mental. Angkanya setara dengan 2,45 juta remaja di Tanah Air. Gangguan kecemasan menjadi gangguan mental paling banyak diderita oleh remaja, yakni 3,7% (Data Indonesia, 25/10/2022). Pada dasarnya, permasalahan kesehatan mental yang terjadi di kalangan usia remaja dalam islam disebut usia akil baligh atau masa pencarian jati diri dilatarbelakangi oleh faktor lingkungan, keluarga, teman sebaya, dan media sosial.

Kesehatan mental dipengaruhi oleh berbagai peristiwa dalam kehidupan yang dapat memberikan dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang jika kesehatan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berkomunikasi dengan orang lain, membuat pilihan dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri. Kurangnya ketenangan dan kecemasan pada remaja secara signifikan makin meningkat dikarenakan kurangnya rasa syukur yang dimiliki remaja.

Rasa Syukur


Listiyandini dkk berpendapat bahwa rasa syukur adalah dampak moral yang dapat mendorong perilaku untuk peduli pada kesejahteraan orang lain. Rasa syukur merupakan ciri kepribadian positif klasik yang di anggap berpengaruh pada kesejahteraan mental. Rasa syukur dapat menumbuhkan optimisme, memperbaiki kualitas hidup dan membentuk pribadi yang lebih baik. Orang-orang yang besyukur akan merasa cukup atas semua hal yang terjadi di kehidupannya karena mengetahui semua hal yang terjadi berasal dari Allah SWT.

Cara-cara bersyukur


a. Bersyukur melalui hati

Syukur hati maksudnya pengakuan terhadap nikmat dalam hidup yang berasal dari Allah SWT. Manuisa yang senantiasa bersukur melalui hatinya dengan penuh keihklasan dan selalu menerima pemberian dari Allah baik kecil atau besar kenikmatannya akan diterima dengan lapang dada.

b. Bersyukur dengan menggunakan lisan

Maksud dari bersukur dengan lisan adalah mempergunakan lidah untuk mengucapkan ungkapan syukur, karena adanya keberlimpahan nikmat yang telah didapatkan di kehidupan ungkapan tersebut ditujukan kepada Allah.

c. Syukur anggota tubuh

Maksudnya syukur dengan tidak menyalahgunakan nikmatnya dalam kemaksiatan melainkan sebaliknya dengan mempergunakan nikmatnya dengan ketaatan kepada Allah. Mempergunakan kenikmatan yang didapatkan dengan melakukan hal-hal yang positif dan bermanfaat sesuai kehendak Allah.

Rasa syukur merupakan mediator yang jauh lebih kuat dalam meningkatkan kepercayaan diri, dengan demikian orang yang memiliki rasa syukur tinggi cenderung mengalami lebih sedikit kecemasan karena mereka mampu mendorong diri, berbelas kasih dan meyakinkan diri mereka sendiri ketika ada yang salah dalam hidup. Adapun manfaat dari bersyukur bagi kesehatan mental remaja sebagai berikut;

Manfaat bersyukur bagi Kesehatan mental


a. Menurunkan emosi negatif

Emosi negatif yang tidak mampu dikendalikan menjadi awal dari gejala stress dan depresi. Rasa syukur yang diterapkan dalam kehidupan akan menumbukan kesadaran terhadap perjalanan hidupnya. Individu yang bersyukur akan memahami bahwa kebaikan akan selalu bersama iman dan keyakinan kepada Allah yang tetap terjaga. Keyakinan tersebut akhirnya menghasilan energi positif, sehingga individu yang bersyukur cenderung memiliki pemikiran yang positif dalam menghadapi setiap masalah hingga ia tidak mudah stres dan depresi.

b. Meningkatkan kepuasan hidup

Kepuasan hidup bagi orang yang bersyukur hadir karena adanya rasa cukup dan kepuasan terhadap setiap hal yang dimiliki. Kepuasan hidup yang dihasilkan dari rasa syukur juga akan menciptakan rasa rendah hati dan menyadari bahwa setiap kebaikan dan kenikmatan yang diterima adalah atas kuasa Allah, sehingga ia dapat menurunkan sifat angkuh dalam kehidupan.

c. Hubungan sosial

Pemikiran positif yang tertanam pada diri individu dapat membantu membangun hubungan sosial yang baik. Hati dengan emosi positif memiliki ruang penerimaan yang lebih luas dan pemikiran yang lebih tenang.

d. Menciptakan lingkungan positif

Individu dengan rasa syukur sejatinya memberikan pengaruh bagi lingkungan disekitarnya. Emosi positif yang dibangun oleh rasa syukur mampu menciptakan lingkungan yang mampu membuat orang lain yang berada disekitar merasa nyaman dan senang jika berada dekat individu tersebut. Individu dengan rasa syukur akan selalu berusaha memberikan yang terbaik dan meyakini bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan.

Kesimpulan


Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa rasa syukur memiliki pengaruh yang dapat meningkatkan emosi positif, memberikan kepuasan hidup, memperbaiki hubungan sosial dan mampu menciptakan lingkungan yang positif. Syukur tidak hanya atas hal-hal yang disenangi, tapi juga atsa hal-hal yang dibenci. Mensyukuri hal yang dibenci berarti dalam diri manusia tersebut ada keridhaan atas segala ketentuan Allah. Dengan rasa ridha akan mendekatkan jiwa dan hati manusia dalam ketentraman.

Kemampuan menerima dan bersyukur atas hal-hal yang dibenci akan mampu menjaga mental tetap sehat dalam menghadapi berbagai masalah. Rasa syukur dan Kesehatan mental memiliki nilai hubungan yang berkaitan erat. Syukur di sini dapat berperan sebagai metode atau sarana memperkuat Kesehatan mental serta menenangkan semua emosi dan perilaku negatif yang akan memunculkan gangguan mental. Syukur dengan hati, lisan, anggota tubuh merupakan tiga cara dalam mengungkapkan syukur yang menjadi faktor dominan dalam upaya menjaga kesehatan mental.

Referensi:

  • Prystia riana putri, A. n. (2021). Efek syukur terhadap kesehatan mental. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 1-9.
  • Rani Hardianti, E. a. (2021). HUBUNGAN ANTARA RASA SYUKUR TERHADAP KESEHATAN MENTAL . Jurnal Ners Indonesia, 1-13.
  • Rizka Nur Hamidah, N. s. (2021). Konsep Kesehatan Mental Remaja Perspektif Islam. Prophetic Guidance and Counseling Journal, 1-8.

Posting Komentar

0 Komentar