Selamat Jalan Budi Darma


GHIRAHBELAJAR.COM, SURABAYA – Kabar duka kembali menyelimuti jagat sastra Indonesia. Kali ini, kabar dukacita datang dari Budi Darma, seorang sastrawan senior yang melegenda dengan karya-karyanya, Sabtu (21/8).

Kabar dukacita tersebut tersiar melalui kiriman akun Facebook Bamby Cahyadi di Grup Facebook Sastra Minggu, Sabtu (21/8). Akun Bamby Cahyadi menulis kiriman:

Berita Duka 
Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Telah meninggal dunia pada pagi ini, hari Sabtu, tanggal 21 Agustus 2021 sastrawan senior Indonesia Bapak Prof. Budi Darma.

Semoga almarhum husnul khotimah. Aamiin.
Selamat jalan menuju keabadian Pak Budi Darma, karya-karya akan selalu hidup dan dibaca hingga akhir zaman.
(Bamby Cahyadi di Grup Facebook Sastra Minggu, Sabtu 21/8)

Kabar ini membuat kita semua berduka. Semoga almarhum husnul khatimah dan terus abadi dalam karya-karyanya.

Sekilas tentang Budi Darma


Budi Darma merupakan seorang sastrawan dan esais kelahiran Rembang, 24 April 1937. Ia merupakan guru besar di Universitas Negeri Surabaya. Di bidang sastra, ia menulis banyak cerpen dan novel, karya-karyanya pun telah terbit menjadi buku.

Pria lulusan Fakultas Sastra UGM tersebut pernah menerima beragam penghargaan. Di antaranya menerima penghargaan Bintang Bakti Wisuda. Kemudian, ia juga pernah mendalami pengetahuan di Universitas Hawaii, Honolulu, AS (1970-1971), meraih MA dari Universitas Indiana, Bloomington, AS (1976), dan meraih gelar Ph.D. dari universitas yang sama pada 1980.

Novelnya yang berjudul Olenka (1983), mendapatkan Hadiah Pertama Sayembara Mengarang Roman DKJ 1980 dan sekaligus memperoleh Hadiah Sastra DKJ 1983. Tahun 1984 dia menerima Hadiah Sastra ASEAN. Budi Darma juga pernah mendapat penghargaan sebagai warga berprestasi di bidang seni dari Gubernur Jawa Timur pada tahun 2004.

Karya-Karya Budi Darma

Kaya akan karya, Budi Darma begitu lekat dengan karya-karya fiksi seperti novel dan cerpen. Ia menerbitkan buku kumpulan cerpen Kritikus Adinan, Laki-laki lain dalam Secarik Kertas (Kumpulan Cerpen), dan kumpulan cerpen Orang-Orang Bloomington (1981. Kemudian ada tiga novel, Olenka (1983), Raflus (1998), dan Ny. Talis (1996).

Sebagai esais, ia aktif mengisi kolom-kolom esai sastra di majalah dan koran, seperti Horison (Jakarta), Basis (Yogyakarta), Gema (Yogyakarta), Indonesia (Jakarta), Roman (Jakarta), dan Gelora (Surabaya). Tiga buku kumpulan esainya yang sangat familier, yaitu Solilokui (1983), Sejumlah Esai Sastra (1984), dan Harmonuium (1995).

Posting Komentar

0 Komentar