Todung Mulya Lubis Rilis Novel Perdana Bertajuk 'Menunda Kekalahan'


GHIRAHBELAJAR.COM, JAKARTA  — Sebagai pembaca setia novel John Grisham, Todung Mulya Lubis berniat menulis novel-novel dengan menimba dari pengalamannya dalam berbagai kasus hukum selama lebih dari 30 tahun berkarier sebagai advokat. Hal ini diungkap dalam perilisan novel pertamanya yang bertajuk Menunda Kekalahan, Rabu (11/8).

"Saya ini punya obsesi untuk menjadi novelis seperti John Grisham, dari dulu saya selalu katakan itu. Ini langkah pertama untuk mengangkat pengalaman-pengalaman faktual saya di lapangan sebagai praktisi hukum ke panggung sastra,” ujar Todung. 

Dia mengungkapkan, ingin menulis novel yang lebih populer, yang lebih mudah dibaca, mudah dicerna. "Mudah-mudahan ada tempatnya dalam belantika sastra Indonesia," ujarnya.

Todung telah banyak menulis buku mengenai hukum ekonomi, hak asasi manusia, dan politik hukum. Disertasinya berjudul In Search of Human Rights: Legal-Political Dilemmas of Indonesia’s New Order 1966-1990 terbit menjadi buku rujukan hak asasi manusia karena merupakan buku tentang hak asasi manusia pertama yang diterbitkan pada masa Orde Baru yang menolak hak asasi manusia.

Inspirasi novel Menunda Kekalahan datang dari pengalaman Todung sebagai pembela kasus Bali Nine, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, yang dituduh menyeludupkan narkoba dan oleh pengadilan dijatuhi hukuman mati. Menulis novel ini sekaligus menjadi refleksi atas pengalamannya memperjuangkan penghapusan hukuman mati selama ini.

“Pendidikan hukum bisa dilakukan melalui teater, drama, atau juga novel. John Grisham menulis banyak sekali kasus-kasus hukum dalam bentuk novel yang menurut saya pembacanya cukup banyak. Itu bagian dari proses pendidikan hukum yang menurut saya tidak konvensional,” lanjut Todung.

“Novel Menunda Kekalahan ini bisa jadi merupakan bagian dari proses pendidikan hukum itu, lepas dari setuju atau tidak setuju proses hukuman mati karena itu pada akhirnya kembali lagi kepada manusianya.”

Dirilisnya Menunda Kekalahan menjadi salah satu momen istimewa bagi Todung pada tahun ini. Novel ini telah berhasil dirampungkannya di tengah kesibukan menjabat sebagai duta besar luar biasa dan berkuasa penuh Indonesia untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia yang telah diembannya sejak tahun 2018. (Wisnu/GPU)

Posting Komentar

0 Komentar