Abdul Hadi WM: Gerimis


GHIRAHBELAJAR.COM - Oleh: Abdul Hadi WM*

Gerimis 

I

Seribu gerimis menuliskan kemarau di jendela
Basah langit yang sampai melepaskan senja
Bersama gemuruh yang dilemparkan jarum jam, kata-kata
bermimpilah bunga-bunga menyusun kenangannya
dari percakapan terik dan hama
“Kau toreh bibirnya yang merkah,” kata hama
“Dan kuhisap isi jantungnya yang masih merah”

II

Kenapa ia tak terkulai
Dan masih bertahan juga
Dan bersenyum pada surya
yang mengunyah-ngunyah airmatanya

III

Untukku ingar itu pun senantiasa menyurat
Atau mimpi
Tapi angin masih saja menggigil
Mendesakkan pagi

IV

Tuhan, kau hanya kabar dari keluh

V

Burung-burung pun
asing di sana
karena jarak dan bahasa


1971


*Prof. Dr. Abdul Hadi W.M. bernama lengkap Abdul Hadi Wiji Muthari (lahir 24 Juni 1946) adalah salah satu sastrawan, budayawan, dan ahli filsafat Indonesia. Ia dikenal melalui karya-karyanya yang berwarna sufistik. Selain itu, ia juga dikenal karena penelitian-penelitiannya dalam bidang kesusastraan Melayu Nusantara dan pandangan-pandangannya tentang Islam dan pluralisme.

Abdul Hadi WM telah menulis beberapa buku penelitian filsafat di antaranya Kembali ke Akar Kembali ke Sumber: Esai-esai Sastra Profetik dan Sufistik (Pustaka Firdaus, 1999), Islam: Cakrawala Estetik dan Budaya (Pustaka Firdaus, 1999), Tasawuf Yang Tertindas, serta beberapa buku kumpulan puisi antara lain At Last We Meet Again, Arjuna in Meditation (bersama Sutardji Calzoum Bachri dan Darmanto Yatman), Laut Belum Pasang, Meditasi, Cermin, Tergantung pada Angin, Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur, Anak Laut Anak Angin, Madura: Luang Prabhang dan Pembawa Matahari, sejumlah karya terjemahan sastra sufi dan sastra dunia, terutama karya Iqbal, Rumi, Hafiz, Goethe, penyair sufi Persia dan penyair modern Jepang. (Sumber: Wikipedia)

Posting Komentar

0 Komentar