Perusakan Masjid Jemaat Ahmadiyah Sintang Dinilai tak Sesuai Ajaran Islam


GHIRAHBELAJAR.COM, SINTANG - Sekelompok orang yang mengatasnamakan dirinya sebagai Aliansi Umat Islam menyerang dan membakar mesjid Miftahul Huda milik jemaat Ahmadiyah di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Jumat (3/9).

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum IMM Ushuluddin UIN Jakarta, Muhammad Bukhari Muslim, mengatakan, tindakan terorisme dan persekusi yang dilakukan oleh oknum tersebut sangat melukai kebinekaan Indonesia. Ia menegaskan, Indonesia adalah negara yang majemuk. Karena itu, setiap kelompok yang berada di dalamnya harus dihargai.

"Indonesia itu negara yang majemuk. Keberadaan setiap kelompok harus dihargai. Karena itu kita harus siap bergandengan dengan kelompok yang berbeda. Bukan malah merasa terganggu dan mempersekusinya," ujar Bukhari dalam rilis yang diterima Ghirah Belajar.

Menurut dia, tindakan kekerasan, apa pun bentuknya, tidak pernah direstui oleh agama, terlebih  Islam yang menjunjung tinggi ajaran damai dan kasih sayang. Justru, kata dia, yang ada ialah Islam melarang segala macam bentuk kekerasan.

"Islam adalah agama yang selalu mengajarkan pemeluknya tentang kedamaian dan kasih sayang. Islam tidak pernah merestui tindak kekerasan. Apa pun motif dan alasannya," jelas mahasiswa jurusan tafsir tersebut.

Oleh sebab itu, Bukhari menegaskan, tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang menamakan dirinya sebagai Aliansi Umat Islam tersebut sangat bertentangan dengan ajaran Islam.

Selanjutnya, Bukhari berharap agar pelaku perusakan masjid Ahmadiyah tersebut dibina dan ditindak secara tegas. Agar dapat menjadi pelajaran bagi kelompok lainnya dan mencegah terjadinya tindakan serupa di kemudian hari nanti.

"Semoga aparat segera memproses dan menindaknya secara tegas. Agar di kemudian hari nanti tidak muncul lagi kelompok-kelompok semacam," ujarnya.

Posting Komentar

0 Komentar