GHIRAHBELAJAR.COM, Oleh: Ahmad Soleh*
Mata Air Menyegara
Bukan kematiansungguh, pak
bukankah kebaikanmu
akan hidup selamanya?
bukan kepergian
sungguh, pak
pengelanaan sejauh apa pun
akan pulang jua, bukan?
bukan kedukaan
sungguh, pak
terang jalanmu
bertabur bunga-bunga
indah sekali, kan?
bukan usai
sungguh, pak
yang engkau tanam
akan terus bertumbuh
berbunga rekah
juga berbuah
tanpa lelah
kau terus mengecambah
bukan tangis
sungguh, pak
air mata ini haru biru
di sungai-sungaimu
mengalir bunga tawa itu
bukankah senyum
itu selalu di wajahmu?
bukan penghabisan
ya, bukan penghabisan
mata air yang kau cucuk
dari tanah ini
akan terus menghidupi
akan terus mengaliri
mengalir, memuara, menyegara.
Depok, 11 Oktober 2021
Biodata: Ahmad Soleh. Lahir di Cirebon, 24 Februari 1991. Ia mulai menulis puisi sejak SMA. Kini, menjadi pengrajin puisi merupakan kesibukannya. Puisi-puisinya pernah terbit di Harian Republika, MadrasahDigital.co, Gagas.ID, Rahma.ID, Pucukmera.ID, GhirahBelajar.com, Omong-Omong.com, Mbludus.com, dan media sosial pribadinya. Beberapa puisinya telah terbit menjadi buku. Di antaranya Untuk Mak Eha (2015), Hujan Ibu Kota (2017, bersama Ayumusa dan Salma), dan buku puisi terbarunya Memutus Wabah Pilu Menyemai Benih Rindu (Diva Press, 2020). Beberapa karyanya bisa ditemukan di media sosial Instagram @ahm_soleh.
0 Komentar