Konflik Sosial Masyarakat Kampung dengan Masyarakat Kompleks Elite



GHIRAHBELAJAR.COM, Oleh: Fadila Ti Allutfia

Menurut Joyce L. Hocker, konflik adalah proses pertentangan yang diekspresikan antara dua pihak atau lebih yang saling tergantung mengenai objek konflik, menggunakan pola perilaku dan interaksi konflik yang menghasilkan keluaran konflik. Padahal dalam islam, konflik sangat dilarang terbukti dalam Al-Qur’an surah Al-Hujarat: 10 menjelaskan yaitu “Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertaqwa kepada Allah agar kamu mendapatkan rahmat.”

Menurut Soerjono Soekanto, penyebab konflik sosial yaitu perbedaan individu seperti perbedaan pendirian dan perasaan, perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda, perbedaan kepentingan antara individu atau antarkelompok. Konflik selalu saja terjadi di lingkungan sekitar. Baik konflik sosial, agama, individu, kelompok dan lainnya.

Contohnya seperti kasus permasalahan konflik social yaitu terkadang masyarakat yang tinggal di perbatasan kampung dengan komplek perumahan elite pasti ada saja konflik yang terjadi diantara kedua belah pihak. Padahal seharusnya setiap manusia adalah saudara bukan kompetitor. Dalam Hadist pun dijelaskan, “Orang muslim itu adalah saudara muslim lainnya, ia tidak boleh berbuat aniaya terhadapnya dan tidak boleh pula menjerumuskannya”.

Baca Juga: Konflik Sosial, Pemetaan Konflik, dan Bagaimana Menciptakan Perdamaian


Selain itu juga dijelaskan dalam hadist Riwayat Bukhari, yaitu “Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian saling membenci, janganlah saling mendengki dan janganlah kalian saling membelakangi dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara, dan tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga malam." (HR. Bukhari) [No. 6076 Fathul Bari] Shahih.

Perbedaan pendapatan di antara masyarakat bisa menjadi penyebab konflik berkepanjangan yang menciptakan kondisi berbanding terbalik. Di satu sisi, terdapat pemukiman warga dengan kondisi yang elite, asri, rapi, serba ketercukupan dari segi fasilitas publiknya (gated community). Berbeda dengan di pemukiman lain yaitu masyarakat yang tinggal di kampung dengan sarana dan prasarana yang seadanya. Dengan kondisi perbedaan ini lah yang menyebabkan adanya pagar untuk memisahkan hubungan mereka.

Kejadian konflik antara masyarakat kampung dengan masyarakat komplek perumahan elite ini biasa terjadi di perkotaan, salah satunya di Daerah Ibu Kota Jakarta yang tempat tinggalnya pasti akan selalu berbatasan dengan masyarakat kampung dan masyarakat yang tinggal di komplek perumahan Elite. Komplek perumahan elite selalu membenci dan mencari kesalahan warga kampung.

Baca Juga: Bagaimana Menyelesaikan Konflik Sosial? 


Selain mencari kesalahan, banyak sekali peraturan yang dibuat oleh warga komplek perumahan elite dengan warga kampung seperti tidak boleh saling jatuh cinta antara anak dari komplek perumahan elite dengan warga kampung, tidak boleh menggunakan sarana dan prasarana di komplek perumahan elite, tidak boleh melintasi tempat tinggal komplek perumahan elite, dan masih banyak lainnya. Konflik ini terjadi karena mereka yang tinggal di perumahan komplek elite khawatir jika barang mewahnya di curi oleh warga kampung. Padahal tidak semua warga kampung itu bekerja sebagai pencuri.

Dahulu kehidupan antara warga kampung dengan masyarakat komplek perumahan elite sangat akur. Mereka saling membantu sama lain tapi ada salah satu warga kampung di fitnah mengambil barang oleh salah satu warga komplek perumahan elite yang tidak suka dengan kedamaian antara masyarakat komplek perumahan elite dengan warga kampung. Ia merasa bahwa sangat tidak cocok bersosialisasi dengan warga kampung. Karena ini lah yang menyebabkan konflik diantara masyarakat komplek perumahan elite dengan warga kampung.

Konflik sosial sebenarnya dapat dicegah, apabila ada rasa keinginan, kepentingan, dan keadilan di tengah-tengah masyarakat itu terpenuhi dengan baik, sehingga bisa memberikan rasa aman, damai, dan penuh persaudaraan yang harmonis.

Baca Juga: Pentingnya Attitude dalam Kehidupan


Solusi yang bisa saya berikan ketika terjadi konflik antara warga kampung dengan warga komplek perumahan elite yaitu Jika warga kampung dengan warga perumahan komplek elite bisa menyelesaikannya dengan negosiasi tapi jika Negosiasi tidak dapat mengatasi masalahnya maka bisa menggunakan pihak ketiga atau pihak dari luar, seperti menggunakan cara mediasi dengan cara mendatangkan psikolog.

Walaupun mediasi memiliki kekurangan yaitu hasil keputusannya tidak mengikat karena hanya sebagai penengah, dan memberikan masukan. Jika mediasi tidak dapat menyelesaikan masalah ini, maka bisa dilakukan dengan cara Arbitrasi karena arbitrasi dapat memberikan keputusan atas masalahnya dan keputusannya pun mengikat keduanya. Yaitu dengan cara melakukan persidangan. Proses penyelesaian ini bisa dilakukan antara ketua RT dari warga kampung dengan ketua RT dari masyarakat komplek perumahan elite.

Konflik selalu terjadi dimanapun dan kapanpun. Jika terjadi konflik maka sebaiknya harus diselesaikan dengan baik karena Allah melarang hambanya untuk membenci atau mendiam sesama saudara lebih dari 3 Hari. Apalagi konflik antara warga kampung dengan masyarakat komplek perumahan elit itu biasanya berkepanjangan. Orang yang membantu menyelesaikan masalah tentunya akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.

Seperti yang sudah di jelaskan dalam Hadist yaitu “Dari Abu Darda ia berkata, "Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Maukah jika aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih utama dari derajat puasa, shalat dan sedekah?" para sahabat berkata, "Tentu ya Rasulullah." Beliau bersabda: "Mendamaikan orang yang sedang berselisih. Dan rusaknya orang yang berselisih adalah pencukur (mencukur amal kebaikan yang telah dikerjakan)." (HR. Abu Daud) [ No. 4919 Baitul Afkar Ad Dauliah] Shahih.

#DAMNASJAKTIM
#PCIMMJAKTIM
#MELAWAN
#IMMPEDULI
#KEMANUSIAANTANPABATAS
#MAHASISWA

Posting Komentar

0 Komentar