SDN Rorotan 02 Pagi Kuatkan Karakter Siswa Lewat Prakarya



GHIRAHBELAJAR.COM - Pada Jumat (22/7), peserta didik kelas V SDN Rorotan 02 pagi, melakukan suatu tugas kelompok. Tugas tersebut yakni membuat prakarya patung tari dengan menggunakan bahan bahan bekas. Tugas kelompok ini sekaligus menjadi penanaman karakter peduli lingkungan dan kreatif kepada peserta didik.

Pendidik SDN Rorotan 02 Pagi yang menginisiasi prakarya ini, Arosyid, mengungkapkan, kita sama-sama ketahui bahwa jumlah sampah yang terdapat di Indonesia sangatlah tinggi hal ini tentu akan berdampak bagi lingkungan masyarakat Indonesia. “Banjir, tanah longsor, merupakan beberapa hal yang dapat menjadi musibah untuk kita jika hal tersebut dibiarkan begitu saja. Oleh karena itu, penanaman karakter bersih dan kreatif dapat ditanamkan kepada peserta didik demi menumbuhkan cinta anak kepada lingkungannya,” ungkapnya kepada Ghirah Belajar, Selasa (26/7).

Bukan hanya itu, dia menjelaskan, penanaman kecintaan anak terhadap lingkungan juga akan berdapak pada kebiasaannya sehari hari, contohnya penanaman kecintaan anak pada lingkungan membuat anak engan untuk membuang sampah sembarangan dan juga melatih anak untuk dapat melakukan pola hidup bersih dari sedini mungkin.

“Penanaman karakter kecintaan lingkungan harus dapat ditanamkan sejak sedini mungkin sebab, melakukan pembiasaan hidup bersih harus dapat dibiasakan sejak kecil agar ketika anak bertumbuh dewasa pola hidup bersih dan rajin menjaga lingkungan dapat menjadi kebiasaan mereka dalam kehidupan sehari-hari,” ujar guru yang merupakan alumnus FKIP Uhamka ini.

Bukan hanya itu, penugasan prakarya kelompok ini juga membuat siswa dapat saling berinteraksi antara satu sama lain. Ada yang berbeda dengan penugasan kelompok di SDN Rorotan 02 di mana pada penugasan ini anak bukan lagi berorientasi dengan hasil, tetapi bagaimana anak dapat menghargai proses pebelajaran.

Arosyid menjelaskan, pada penugasan kelompok, anak harus dapat berfokus pada bagaimana cara mereka membagun ukwah silatrahim baik antara peserta didik, ataupun orang tua dengan orang tua lainnya. “Bukan hanya itu, penugasan kelompok di SDN Rorotan 02 juga menekankan aspek karakter sosial anak yang dimana anak akan belajar untuk peduli dengan temannya yang lain, dan hal ini merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang mulai pudar,” kata dia dengan penuh semangat.

Ciri khas bangsa yang menjadi nilai luhur budaya, yaitu saling tolong-menolong, kata dia, harus dapat kembali diajarkan kepada anak-anak agar dapat menjadi pembisaan yang baik. Nilai luhur yang terdapat dalam kebiasaan hidup masyarakat Indonesia juga harus dapat ditularkan oleh generasi penerus bangsa sebab, jika kita tiak namanamkan hal tersebut sejak sedini mungkin maka dapat di pastikan Indonesia akan kehilangan identitasnya sebagai negara dengan keramahan penduduknya.

Penugasan keja kelompok ini juga dapat membuat siswa terlatih untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan sosial. “Lingkungan sosial yang berbeda dengan tempat tinggalnya membuat anak terbiasa sehingga katika mereka tubuh dewasa anak sudah tidak lagi kaget dengan lingkungan sisoal yang berbeda dengan tempat tinggalnya,” ujar Arosyid.

Penugasan kelompok prakarya penari, kata dia, juga merupakan upaya untuk peserta didik dapat melihat budaya selain dari budaya Betawi, penugasan prakarya kelompok juga melatih sikap nasionalis anak terhadap budaya bangsa Indonesia. (ed: soleh)

Baca artikel dan berita inspiratif seputar pendidikan DI SINI! 

Posting Komentar

0 Komentar