Tantangan Bangsa Indonesia di Era Post Truth



GHIRAHBELAJAR.COM, Oleh Fita Nurul Faizah

Post Truth adalah satu kondisi ketika fakta objektif tidak terlalu penting atau berpengaruh untuk membentuk pandangan masyarakat dibandingkan dengan sifat emosional dan kepercayaan pribadi. Jadi, ketika seseorang diberikan sebuah fakta tidak terlalu percaya, tetapi jika sudah menyangkut emosi atau keimanan dan kepercayaan, isinya seabsurd apa pun, pasti akan sangat dipercaya.

Post truth bisa disebut juga dengan era kebohongan karena lebih memprioritaskan kebenaran yang bersifat emosional daripada kebenaran yang bersifat faktual. Post truth dimanfaatkan oleh politisi untuk menghasilkan narasi yang lebih mengutamakan kelompok dibandingkan dengan kebenaran yang terjadi. Pada 2016 merupakan puncak dari post truth, di mana terjadi peristiwa sebagai berikut: (1) Terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika serikat, dan (2) Keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Keduanya adalah peristiwa di mana mereka yang berkampanye lebih mengutamakan hal yang sifatnya emosional dibanding dengan faktual. Sebagai contoh, Donald Trump melaksanakan kampanye itu memunculkan narasi yang emosional. Kemudian ancaman Cina yang mengakibatkan ekonomi negara Amerika rugi dan tersebarnya narkoba di seluruh Amerika. Ketakutan inilah yang diproduksi oleh kampanye dari Donald Trump yang mengakibatkan masyarakat akhirnya memilihnya atas dasar bukan sebenarnya, tetapi lebih kepada narasi yang dipercaya ini.

Bisa dilihat bahwa narasi yang berkaitan dengan emosi itu bisa laku sehingga membuat situasi politik menjadi keruh kemudian masyarakat percaya dengan kebenaran berlandaskan emosional tersebut.

Post Truth di Indonesia


Di Indonesia, post truth sudah masuk sejak Pilkada DKI Jakarta dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Dalam pemilihan tersebut begitu banyak berita bohong yang dimunculkan untuk menjatuhkan dan menyerang lawannya. Dalam Pilpres 2019, berita bohong hadir dengan memosisikan anti-Pancasila, komunis, demokratis, dan religius.

Era post truth sangat membahayakan karena dampak post truth sangatlah besar. Di politik masyarakat Indonesia, post truth ini akan menjadikan sebuah tantangan baru dalam mempertahankan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum. Tantangan tersebut salah satunya adalah hoax.

Hoax menjadi sebuah bagian dari kampanye. Sebuah bagian yang tidak terpisahkan dan terus dilakukan dalam melakukan kampanye. Yang diincar di sini adalah kepercayaan masyarakat atau nilai-nilai yang dipercaya oleh sekelompok masyarakat tertentu dan itu dibesar-besarkankan. Padahal, kepercayaan belum tentu sesuatu yang faktual atau nyata. Sebagai contoh para politikus sering melakukan berbagai kebohongan pada saat berkampanye.

Janji yang disampaikan saat berkampanye nyatanya tidak terjadi pada saat kekuasaan itu sudah dipegang. Politisi dianggap sebagai subjek utama yang dapat digunakan untuk memperkuat post truth. Secara tidak sadar, politisi lebih banyak menyampaikan berita kebohongan daripada fakta dan kebenaran. Sulit bagi kita untuk menentukan pernyataan-pernyataan yang benar dan bohong dari para politikus.

Posting Komentar

0 Komentar