Pentingnya Literasi Digital dalam Pendidikan



GHIRAHBELAJAR.COM - Oleh: Yopi Sanjaya

Tumbuhnya teknologi informasi pada masa kini ternyata memengaruhi penyebaran literasi digital. Koneksi antar unsur dalam pendidikan yang diakumulasi dengan dukungan perangkat teknologi informasi memberikan berbagai peluang kemudahan akses sumber pustaka maupun peningkatan kreatifitas pelaku pendidikan. Pendidikan berbasis digital menjadi kunci pembuka sistem pendidikan yang terintegrasi satu sama lain karena koneksinya dinamis.

Perkembangan TIK juga mampu menawarkan akses informasi yang mudah, cepat, dan jumlahnya pun tak terbatas. Dilansir dari Kompas.com berdasarkan survei yang dilaksanakan pada tahun 2019 oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) bahwa 171,17 juta jiwa telah terhubung ke internet. Mereka ini termasuk didominasi oleh pelajar berusia 15-19 tahun. Meskipun di era digital ini memberikan kemudahan akses informasi, tetapi menimbulkan tantangan di kehidupan manusia.

Kemunculan literasi digital pada masa kini memang penting dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman. Hal ini karena tingkat literasi masyarakat Indonesia masih dalam golongan rendah. Oleh sebab itu, perlunya inovasi dari peran generasi milenial untuk meningkatkan literasi di Indonesia dengan literasi digital.

Echols dan Shadily (2003) mengartikan bahwa literasi merupakan kesadaran individu mengerti huruf dengan upaya membaca dan menulis. Literasi erat kaitannya dengan keahlian seseorang yang diperoleh dari membaca dan menulis untuk pengelolaan informasi. Seiring perkembangannya, pengertian literasi tidak terbatas pada kegiatan membaca dan menulis, tetapi mengacu berpikir secara kritis dan kreatif terhadap teks penulisan. Literasi digital merupakan salah satu jenis dari gerakan literasi nasional. Literasi digital adalah suatu kemampuan penggunaan berbagai media digital untuk mencari, membagikan dan membuat berbagai informasi (Amanda, 2021).

Kondisi tingkat literasi Indonesia dalam kondisi mengkhawatirkan. Karena tingkat literasi Indonesia masih tergolong rendah. Dilansir dari Harbuknas berdasarkan survei yang diselenggarakan oleh PISA (Program for International Student Assessment) bahwa Indonesia menempati peringkat 62 dari 70 negara. Hasil ini dirilis oleh OECD (Organization for Economic Co-operation and Development pada 2019 bahwa Indonesia menempati peringkat 10 terbawah terkait tingkat literasi internasional.

Penyebab literasi digital rendah karena dalam praktik pendidikan Indonesia berfokus pada pendekatan pembelajaran yang kurang mengasah keterampilan berpikir kritis. Misalnya peserta didik diharuskan untuk pengasahan keterampilan menghafal pembelajaran. Bahkan mereka diberikan soal - soal yang bukan tingkatan HOTS (High Order Thinking Skills) karena jawabannya mudah ditemukan di buku pelajaran.

Selain itu, mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di lembaga pendidikan belum optimal terhadap peningkatan literasi digital. Hal ini karena pembelajarannya yang condong pada kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan perangkat teknologi dan internet. Sedangkan kemampuan menganalisis dan memproses informasi yang diperoleh secara daring kurang diperhatikan dalam pembelajaran TIK. Hal ini pun dalam kondisi mengkhawatirkan apabila faktor penyebab literasi digital yang rendah kurang ditanggulangi dengan baik dan secara bertahap.

Generasi milenial pada masa kini mempunyai peran yang sangat vital pada pengembangan literasi digital. Selain itu, mereka pada saat ini sangat dibutuhkan dalam penguasaan keterampilan teknologi untuk Indonesia yang lebih maju dan unggul. Hal ini karena mereka menjadi harapan bangsa untuk kemajuan dunia pendidikan. Perlu diketahui bahwa literasi digital bisa memperkaya wawasan digital masyarakat. Oleh sebab itu, perlunya ada gerakan literasi digital yang dipelopori generasi milenial.

Gerakan literasi digital bertujuan mengembangkan semangat literasi yang mengedepankan keselarasan berbagai sektor edukasi pada semua ranah. Selain itu, prinsip literasi digital seharusnya berkelanjutan, unifikasi, dan partisipatif (Usman dkk., 2021). Pada prinsip berkelanjutan mengarahkan gerakan literasi digital yang berkembang dan mampu adaptif dalam menghadapi perkembangan zaman. Sedangkan pada prinsip unifikasi mengacu pada kesatuan subsistem lain secara paralel. Selain itu, gerakan literasi digital yang partisipatif perlunya semua unsur terlibat satu sama lain.

Generasi milenial dapat mengembangkan literasi digital dengan berbagai cara. Adapun solusi yang dapat ditawarkan agar generasi millenial bisa berkontribusi dalam pengembangan literasi digital. Misalnya mereka mengoptimalkan penggunaan platform bagi sumber belajarnya. Platform yang dapat digunakan untuk proses pendidikan yaitu google classrom, e-learning, discord, dll. Google classroom dapat dimanfaatkan sebagai upaya meningkatkan kemampuan literasi digital bagi generasi millenial. Keberadaan platform ini bertujuan untuk mempermudah tenaga pendidik maupun peserta didik dalam proses pembelajaran di dunia pendidikan.

Generasi millenial perlunya berperan aktif sebagai pengguna perpustakan digital. Aplikasi yang dapat digunakan pada perpustakaan digital yaitu iPusnas dan EPerpusdikbud. Aplikasi ini praktis digunakan dalam rangka mencari dan memperoleh ebook yang dibutuhkan oleh generasi millenial. Hal ini karena perpustakaan masa kini berinovasi menjadi bentuk aplikasi. Oleh karena itu, perpustakaan berbasis digital sangat bermanfaat bagi generasi milenial.

Aplikasi iPusnas merupakan aplikasi berbasis android yang menyediakan berbagai macam bahan bacaan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sedangkan aplikasi ePerpusdikbud merupakan aplikasi perpustakaan digital yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Aplikasi perpustakaan digital dapat diakses dimana pun dan kapan pun serta koleksi bahan bacaannya lengkap. Bahkan aplikasi iPusnas terdapat banyak koleksi buku, e-pustaka, dan e-reader (Kurnia dkk., 2022). Di sisi lain, aplikasi ePerpusdikbud menyediakan majalah dan koran digital. Adanya aplikasi perpustakaan digital diyakini bisa meningkatkan minat baca generasi milenial dalam pengembangan literasi digital seiring perkembangan zaman.



Referensi

Muttaqin, M. Z; Ilham; Idris. U. (2021). Literasi Digital Masa Pandemi. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.
Ginting, D; Fahmi, Fitri. D.I; Mulyani. Y. S; Ismiyani. N; Sabudu. D. (2021). Literasi Digital dalam Dunia Pendidikan di Abad ke-21. Malang: Media Nusa Creative.

Posting Komentar

0 Komentar