Sampah Kosmetik Meresahkan, Trash Ranger Indonesia Gelar Talkshow


GHIRAHBELAJAR.COM, JAKARTA – Trash Ranger Indonesia sebagai komunitas pegiat lingkungan mempersembahkan Talkshow dengan membawakan tema “The Impact of Skincare Industry on the Environment to Achieving the Sustainable Development Goals” di RPTRA Cipedak Gemilang, Ahad (30/9/ 2023). Acara ini menghadirkan dua narasumber, yaitu FollowArdi dan Dimas Dwi Pangestu.

Acara diawali sambutan pembukaan dari Ketua Pelaksana Acara Talkshow, Founder Trash Ranger Indonesia, dan pengelola RPTRA. Pada acara kali ini peserta yang hadir sejumlah 43 Orang. Para peserta yang hadir diajak bermain games seperti para peserta harus mengikuti apa yang diinstruksikan oleh MC, jika salah maka peserta yang salah akan maju ke depan dengan beberapa peserta lainnya yang melakukan kesalahan. Bermain games tersebut membuat suasana dan kondisi jadi tambah seru sebelum ke sesi Talkshow.

Kemudian memasuki acara inti yaitu Talkshow diawali MC membacakan CV dari Moderator yaitu Dimas Rahmat Naufal Wardhana yang menandakan bahwa acara telah diambil alih oleh moderator. Berikutnya Moderator membaca CV Narasumber pertama yaitu FollowArdi sebagai Pegiat Lingkungan dan juga Koordinator Earth Hour di Tangerang. Setelah membaca CV Narasumber pertama berikutnya pemaparan materi oleh FollowArdi.

Dalam pemaparan pembukanya FollowArdi mengatakan, “Terima kasih kepada Trash Ranger Indonesia sudah mengadakan acara ini, supaya para generasi muda lebih peka lagi pada peranan dan pengelolaan limbah domestik”, ucap FollowArdi.

“Ok berikutnya terkait sampah, mengapa sampah adalah tanggung jawabmu, kenapa sampah ya karena kita bersahabat dengan sampah. Pasti setiap hari nya teman-teman menghasilkan sampah. Jika kita menjeniskan sampah yang lebih muda seperti waste food yang menjadi concern terutama di Ibukota Jakarta. Jadi aku pernah main ke salah satu TPA Jakarta untuk melihat waste food saja dan di sana sangat tinggi cuma sehari sudah bertumpuk banyak ton sampah. Perlu kalian ketahui hasil sampai beribu-ribu ton adalah hasil makanan bekas kondangan”, sambung nya dalam pemaparan power point.

“Di generasi sekarang skincare itu gak hanya sebagai identitas gender. Tidak hanya Perempuan, tapi laki-laki sudah sering memakai skincare. Bahkan di beberapa daerah Jakarta untuk standar pekerjaan ya laki-laki beberapa sudah ada yang memakai cospiller dan hal itu bukan sebagai identitas gender lagi, bukan bisa dibilang lagi kalo laki-laki pakai make up itu maaf kayak banci atau bencong”, imbuh nya pegiat lingkungan tersebut.

“Sampah komestik kita masih bingung dan tanpa sadar bekas komestik akan penguraian nya kemana, tapi di Indonesia sudah ada Perusahaan yang bisa menukarkan sampah botol menjadi voucher. Selanjutnya dari Earth Hour sudah bekerjasama dengan Body Shop. Dalam Body Shop ada program kita mengembalikan packing nya akan dikasih voucher, semakin banyak packing makin banyak pula voucher nya”, lanjut Koordinator Earth Hour kota Tangerang tersebut.

Selanjutnya pemaparan dari FollowArdi yang banyak menjelaskan pengalamannya, data-data persenan sampah yang dihasilkan, limbah domestik yang dihasilkan, bagaimana cara penguraiannya. Setelah selesai pemaparan narasumber pertama, dilanjutkan dengan pertanyaan dari Moderator kepada narasumber pertama “Untuk kak Ardi dari Earth Hour koordinator kota Tangerang, apakah ada upaya untuk berkolaborasi dengan kampus-kampus di Tangerang Selatan, Tangerang dan lainnya tentang limbah domestik ini?”

“Ya benar memang ada kolaborasi juga soal sampah, terutama soal isu-isu sampah, kemarin kita ikut aksi beberapa kolaborasi dan kolaborasi WCD Banten, kita cleanup nya di kali bersama perusahaan. Memang biasanya kita juga kolaborasi bersama universitas seperti STAN, UMT dan lainnya. Khususnya di Tangerang kita punya program EH go to School tentang pemilahan sampah dari jenjang SD, SMP, SMA maupun Universitas”, Jelas nya.

Setelah nya narasumber kedua yaitu Dimas Dwi Pangestu sebagai Founder Trash Ranger Indonesia. Kemudian moderator membacakan CV nya dan pemaparan yang dibawa oleh Dimas Dwi Pangestu adalah perbedaan warna tempat sampah yang sebanyak 7 jenis, tapi secara umum kita hanya perlu 4 jenis saja yang diketahui.

“Sampah B3 ini sebenarnya sudah cukup lama teman-teman, tapi sangat ramai pada tahun pandemi, pada waktu itu limbah medis sangat banyak. Lalu ada teman Dimas concern di penanganan isu limbah medis, gara gara hal tersebut dia menerima beasiswa LPDP disebabkan membuat komunitas tersebut”, ucap Dimas Dwi Pangestu dalam acara Talkshow Sabtu Pagi menuju Siang.

“Dalam mengelola pertama harus di beri izin pengolahannya, karena dari namanya saja ada beracun, salah sedikit akan berefek sangat fatal. Di sini dari PT Biomedik mengklasifikasikan limbah B3. Perlu kalian ketahui limbah elektronik seperti hp bekas kita tenyata ada loh, terus power bank limbahnya sering menumpuk. Intinya para ranger sudah mengetahui tentang secara singkat pengelolaannya dengan datang ke PT Biomedik, kita akan visit victory nantinya bagi kalian datang ke acara ini”, lanjut nya.

Setelah narasumber kedua memaparkan, berikutnya Moderator menanyakan kepada narasumber kedua “Menurut kak Dimas sendiri kolektifitas kita sebagai mahasiswa supaya efektif dan efisien dalam menyadarkan diri pada sampah maupun limbah domestik ini?”

“Ok, kita harus mempunyai mindset bagaimana caranya membuat forum perubahan dari diri kita, kita bermanfaat untuk orang lain, tapi diri kita begitu sulit maka percuma saja. Jadi harus kesadaran saat membuang sampah, bekas makanan kita harus buang pada tempatnya, berikutnya kita coba untuk hal-hal kecil bisa memakai tumbler jangan pakai botol plastik, terus diri kita dalam penghematan penggunaan energi. Bahwa kita melakukan sesuai kapasitas kita, bahwa sampah sebagai prioritas. Apa yang aku ucapkan di sini adalah positif mindset dan apa yang kalian berikan untuk negara ini”, jelas nya.

Berikutnya dilanjutkan dengan tanya jawab oleh 4 peserta kepada narasumber. Setelah nya para peserta yang sudah dibagikan kelompok dan materi nya akan mempresentasikan dengan batas waktu 5 menit per kelompoknya, total kelompok yang mengikuti ada 11 kelompok. Sebelum isoma sudah dilakukan 5 kelompok. Sesudah isoma dilanjutkan dengan tanggapan Kak Dimas dan Kak Ardi. Setelahnya dilanjutkan dengan ice breaking yang di pimpin oleh MC untuk menyegarkan peserta supaya semangat kembali. Begitu peserta semangat kembali, maka acara sesi terakhir yaitu mengumpulkan limbah domestik yang di bawa oleh peserta dan siapa yang paling banyak membawa limbah domestik akan ada hadiah, begitu pun dengan presentasi kelompok yang paling terbaik, teraktif, terunik dan juga best presentation.

Posting Komentar

0 Komentar