Kaum Milenial yang Solid dan Dekat dengan Teknologi



GHIRAHBELAJAR.COM, Oleh: Ahmad Soleh, Founder GhirahBelajar.com 

Salah satu hal yang patut dibanggakan dari generasi milenial adalah adanya solidaritas dan kedekatannya dengan teknologi. Hal ini tidak bisa dibantah, meski banyak stereotipe yang bilang bahwa anak muda zaman sekarang banyak yang apatis, individualis, dan tidak punya kepedulian. Ditambah dengan stereotipe bahwa kedekatan anak muda dengan gadget membuatnya tercerabut dari akar kehidupan sosial.

Oke, perlu kita catat bahwa hal yang demikian itu adalah stereotipe. Tidak sepenuhnya benar dan tidak pula sepenuhnya salah. Oleh sebab itulah pandangan semacam itu tak bisa dijadikan acuan untuk menakar kualitas kaum milenial. Karena stereotipe itu hanya melihat dari sisi negatifnya saja dan menihilkan aspek-aspek positif yang ada pada diri milenial.

Seperti saya katakan di awal paragraf pertama, bahwa kebanggan kaum milenial adalah solidaritas dan kedekatannya dengan teknologi. Mari kita lihat dengan mata dan hati terbuka. Generasi milenial memang dekat dengan teknologi karena ia lahir di masa-masa teknologi informasi dan komunikasi mulai ditemukan. Mulai dari televisi, telepon, internet, dan ponsel pintar.

Keberadaan perangkat-perangkat teknologi itu memang memberikan dampak positif dan negatif. Kita perlu melihat sisi positifnya. Alat-alat komunikasi telah mempermudah kita dalam menerima pesan dan informasi dengan sangat cepat. Ditambah lagi dengan adanya jaringan internet yang sudah makin luas jangkauannya dan makin cepat aksesnya.

Dunia informasi dan komunikasi makin marak. Media sosial menjamur. Lahirlah para inspirator, influencer, dan para content creator yang turut mewarnai peradaban di era digital ini. Banyak memang yang menggunakan media-media dan saluran itu dengan tidak tepat. Sehingga cenderung digunakan untuk hal-hal negatif. Namun, tak bisa disangkal juga bahwa tak sedikit yang menggunakannya untuk menebar hal-hal positif di dunia maya.

Jangan salah, hal positif di dunia maya bisa memberikan pengaruh positif pula di dunia nyata. Kita bisa ambil contoh dari kehadiran platform Change.org dan Kitabisa.com. Kedua platform ini mampu menjadi saluran para milenial yang ingin turut bersuara dan berperan menyalurkan rasa solidaritasnya.

PETISI Change.org

Change.org adalah situs petisi daring yang marak digunakan di seluruh dunia. Laman Wikipedia menyebutkan Change.org adalah sebuah situs web petisi yang dioperasikan oleh Change.org, Inc., sebuah perusahaan bersertifikat B Amerika.

Change.org diklaim memiliki lebih dari 200 juta pemakai dan menaungi kampanye-kampanye yang disponsori oleh organisasi, komunitas, maupun individual di 196 negara di dunia. Dengan petisi dan kampanye lewat Change.org mereka bisa membuat perubahan di komunitas maupun negara mereka.

Lewat platform ini, setiap orang atau komunitas bisa memobilisasi dukungan dan bekerja untuk mencari solusi atas suatu permasalahan. Misi Change.org adalah “menyemangati orang-orang dari manapun untuk membuat perubahan yang mereka ingin lihat.”

Isu yang diangkat dalam petisi-petisi Change.org antara lain persoalan keadilan ekonomi dan kriminal, hak asasi manusia (HAM), pendidikan, perlindungan lingkungan hidup, hak asasi hewan, kesehatan, pangan, dan sebagainya. Platform ini menjadi salah satu tolok ukur seberapa besar dukungan atas suatu masalah.

Petisi daring biasanya dikirim ke surel masing-masing atau tersebar lewat media sosial. Setiap orang yang berpartisipasi mengisi petisi, diwajibkan menyebarkannya atau memberikan donasi kepada pihak Change.org.

DONASI DARING Kitabisa.com

Platform Kitabisa.com mungkin sudah tak asing lagi di telinga kita. Platform donasi digital berbasis website ini hadir dengan semangat kemanusiaan dan solidaritas yang tinggi. Kitabisa.com merupakan perusahaan corwdfunding Indonesia yang memberikan kemudahan individu atau komunitas untuk melakukan penggalangan dana kemanusiaan, donasi bencana, santunan, zakat, dan sebagainya.

Dengan mudahnya berpartisipasi lewat Kitabisa.com membuat platform ini digunakan hingga lebih dari 14 ribu pengguna untuk berkampanye dan melakukan urunan dana kemanusiaan. Kitabisa.com sendiri dalam situsnya menjelaskan bahwa tidak ada pemotongan dana apa pun bila donasi ditujukan untuk dana kemanusiaan, zakat, dan bantuan korban bencana alam. Kecuali untuk dana individu, ada potongan 5 persen sebagai penutup biaya operasional.

Platform penggalangan dana secara daring ini sangat bermanfaat bagi kita di masa ini. Para milenial yang dikenal lebih suka yang praktis dan mudah akan memilih berdonasi di platform ini. Selain karena mudah dan praktis, juga terpercaya karena jumlah pendonasi dan uang yang masuk dilaporkan secara realtime di dalam tautan website yang dibagikan.

SEMANGAT KOLEKTIF

Ya, kedua platform tersebut menggambarkan bagaimana semangat kolektif dan solidaritas kaum milenial yang ternyata masih menyala. Belum padam. Dan kita mesti meyakini bahwa gairah semacam ini tidak akan pernah padam sepanjang zaman. Kedekatan dengan teknologi harus ditopang dengan fondasi yang kokoh tentang solidaritas kemanusiaan dan semangat kolektif. Sehingga, kaum milenial yang dekat dengan gadgetnya bisa melakukan hal-hal besar yang bermanfaat. Melakukan perubahan. Menegakkan kemaslahatan bersama demi peradaban utama yang menjadi impian kita semua. []

Posting Komentar

0 Komentar