Puisi Kemerdekaan: Perjuangan Setelah Merdeka

GHIRAHBELAJAR.COM, Oleh Ahmad Soleh*

Perjuangan Setelah Merdeka


“Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku
Di sanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku…”

Lirik lagu “Indonesia Raya” 3 stanza bergema
dengan lantang kita nyanyikan
di sekolah, kantor-kantor pemerintah,
juga di sanubari
relung hati; nurani

"Merdeka!" pekik para pahlawan bangsa
diiringi ridha Tuhan Yang Maha Esa
proklamasi akhirnya berkumandang
Soekarno-Hatta sudah menunaikannya

Kita bebas dari penjajah
pengisap rimpah ruah kekayaan Indonesia
langkah kaki pun tak lagi terpasung
oleh jerat para penjajah bedebah

Tapi, penjajahmu dulu adalah bangsa asing,
sedangkan penjajahmu kini dari bangsamu sendiri
Bung Karno berkata, "Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah.
Namun, perjuangan kalian lebih sulit karena melawan bangsa sendiri"

"Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia Raya…”

Perjuangan pascakemerdekaan menjadi titik tolak kita
merenungi kata-kata perjuangan bangsa
dasar-dasar falsafah bangsa, Undang-Undang Dasar dan Pancasila
dan apa artinya “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”

Bahwa Pancasila bukanlah dogma
ialah pedoman kita mewujudkan 100% merdeka
merdeka sepenuhnya
merdeka dari kesempitan pola pikir
merdeka dari kebodohan
merdeka dari kaum-kaum rakus, wakil rakyat korup
merdeka dari perilaku korup dan penguasa zalim
merdeka dari kemiskinan dan kemelaratan

“Suburlah tanahnya, suburlah jiwanya…
Bangsanya, rakyatnya, semuanya…”

Dirgahayu Indonesiaku, kerja bersama,
membangun sendi yang kokoh
ringan sama kita jinjing, berat sama kita pikul
eratkan tali simpul persaudaraan anak bangsa
kuatkan persaudaraan dalam bineka

Aku, kau, kita, mereka akan tetap sama
merah tanda jiwa pemberani dan kasih sayang ilahi
putih tanda suci, murni, bersih tanpa pamrih, silih asih
kita berdiri menahan nyeri, menahan ngeri
menahan tangis, menahan dukacita

saudaraku, merdekalah kita bersama

aku, kau, mereka, adalah kita
jangan berhenti mengeja jejak perjuangan bangsa
jangan lekas lelah berpikir untuk negeri tercinta
jangan putus asa, meski darah harus bertumpah
perjuangan adalah titik tolak kita
dari pikiran ke perbuatan

“Indonesia, tanah yang mulia, tanah kita yang kaya…
Di sanalah aku berdiri untuk selama-lamanya…”

Bung! kami hening cipta tundukkan kepala
yang kadang keras bukan kepalang
yang kadang besar, merasa paling punya
yang kadang mendongak dengan congkak

kami kini hanya bisa
bergeming melihat pusaramu
sudah 77 tahun Indonesia merdeka
maafkan kami yang sering lupa
yang belum bisa memberi apa-apa
untuk bangsa Indonesia

“Indonesia, tanah pusaka, pusaka kita semua …
Marilah kita mendoa, Indonesia bahagia”

2022 (pernah diterbitkan pada 17/8/2017 dengan judul “72 Tahun Merdeka”)


Biodata: Ahmad Soleh merupakan esais dan pengrajin puisi yang karyanya telah tayang di sejumlah media. Ia juga telah menerbitkan beberapa buku, satu di antaranya ialah kumpulan puisi Memutus Wabah Pilu Menyemai Benih Rindu.

Posting Komentar

0 Komentar