Penganugerahan MPK Award untuk Tiga Tokoh Teladan


 

GHIRAHBELAJAR.COM, MALANG – Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Pusat (MPK PP) Muhammadiyah menyerahkan MPK Award kepada tiga tokoh yang disebut sebagai kader teladan. Penganugerahan award tersebut diserahkan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kelima yang digelar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Selasa (18/10). Ketiga tokoh teladan tersebut, yakni Drs Mohammad Djasman al-Kindi, Prof Dr A Malik Fadjar MSc, dan Ir H Dasron Hamid MSc.

Penghargaan untuk ketiga tokoh kader teladan diserahkan kepada perwakilan yang merupakan putra/putri ketiganya. Yakni, Helman Muhammad mewakili keluarga Djasman al-Kindi, Siska Nur Asyraf mewakili keluarga Dasron Hamid, dan Nazaruddin Malik mewakili keluarga Malik Fadjar.

Ketiga tokoh tersebut dinilai memiliki peran penting dalam persyarikatan. Di antaranya, Drs Mohammad Djasman al-Kindi merupakan ketua pertama Badan Pendidikan Kader dan rektor pertama Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Prof Dr A Malik Fadjar MSc merupakan inisiator Ideologi, Politik, dan Organisisi/Ideopolitor dan tokoh pendidikan yang pernah menjabat mantan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia). Kemudian, Ir H Dasron Hamid MSc merupakan ketua Badan Pendidikan Kader dan Pembinaan Angkatan Muda Muhammadiyah dan rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Teladan Bagi Kader


Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir menyatakan ketiga tokoh itu menjadi teladan penting bagi kader hari ini. “Pak Malik Fadjar, Pak Dasron Hamid, dan Pak Djazman memiliki peran yang penting. Ketulusan, pengkhidmatan, dan kecintaannya terhadap Muhammadiyah luar biasa. Pak Djazman menggagas lahirnya Majelis Diktilitbang. Pak Malik merintis UMM dan memiliki banyak gagasan tentang pendidikan. Pak Dasron punya orientasi yang membangun, termasuk membangun kampus UMY dari nol sampai sekarang,” ujarnya.

Haedar menjelaskan, kunci dari keberlangsungan Muhammadiyah, Islam, dan bangsa, adalah perkaderan. Perkaderan dalam pandangan Muhammadiyah seperti anak panah yang siap dilepaskan. Mereka perlu terus mampu beradabtasi dengan berbagai perkembangan zaman.

Kemampuan kader menjawab tantangan zaman ini, kata dia, perlu didudukung oleh sebuah sikap yang terbingkai dalam sebuah sikap. Haedar mengatakan, kader Muhammadiyah sudah diajari untuk memiliki integritas, marwah, tidak korupsi, tidak menyimpang, tidak menyeleweng, dan tidak menyalahgunakan.

“Ke depan, Muhammadiyah akan berada di era yang cair dan penuh kompetisi. Kalau kita ingin membawa kemaslahatan bagi bangsa dan negara, harus mempunyai sikap itu,” unggap Haedar, Selasa (18/10).

Rakornas ini akan digelar selama tiga hari, 18-20 Oktober 2022. Dengan tema yang diusung “Rancang Bangun Kader untuk Kemaslahatan Bangsa dan Negara”. Rakornas ini diharapkan dapat menguatkan sistem perkaderan dalam Persyarikatan Muhammadiyah.

Posting Komentar

0 Komentar