Sitat Kecil Pemikiran Buya Syafii Maarif


GHIRAHBELAJAR.COM, Ahmad Syafii Maarif alias Buya Syafii merupakan tokoh bangsa yang telah amat banyak mencurahkan pemikiran-pemikirannya, baik dalam esai singkat, ceramah, seminar, maupun buku-bukunya. Tentu saja kita kenal Buya Syafii sebagai tokoh yang plural, egaliter, dan amat mengedepankan moralitas kemanusiaan dalam setiap pemikirannya. Buya juga dikenal sebagai sosok yang tidak elitis, ramah, dan sederhana.

Hingga akhir usianya, Buya Syafii masih terus menulis dan mencurahkan pemikirannya untuk bangsa. Ia seolah tak henti memikirkan masa depan bangsa ini, memikirkan umat Islam. Nah, sebab itulah penting bagi kita untuk menelusuri pemikirannya yang oleh Quraish Shihab disebut “sangat jernih dan meyakinkan” itu.

Berikut ini merupakan sitat-sitat kecil dari pemikiran besar Buya Syafii. Sitat dalam bahasa Indonesia berarti kutipan atau nukilan. Beberapa sitat pemikiran buya yang disajikan di sini, dicomot dari buku-buku dan tulisannya. Mulai dari soal agama, politik, hingga sosial yang bila kita baca semua secara utuh punya satu garis besar, yakni kemanusiaan. Mari kita simak.

Rasialisme Harus Dikubur

“Segala bentuk rasialisme yang memicu permusuhan harus dikubur untuk selama-lamanya karena tidak layak lagi bagi kemanusiaan.” (Dikutip dari buku Masa Depan Kemanusiaan, Said Tuhuleley dkk).

Ukhuwah Islamiyah

“Orang yang telah mempelajari Al-Quran dengan serius dan hati terbukam tentunya tidak akan gagal dalam menangkap ajaran Kitab Suci ini tentang apa yang kita kenal dengan ungkapan ukhuwah Islamiyah. Satu ungkapan yang sering disebut, tetapi tampaknya masih sedikit di antara kita yang mendaratkannya dalam perilaku sehari-hari.” (Dikutip dari buku Islam dan Politik).

Islam Universal

“Ajaran Islam bila dipahami dengan benar dan akurat, akan dapat dihayati, diapresiasi, dan bahkan diterima oleh siapa saja yang terbuka mata batinnya.” (Dikutip dari Ukhuwah Islamiyah dan Etika Al Quran dalam buku Menuju Persatuan Umat, Nurcholish Majid dkk).

Pengkhianatan Terhadap Pancasila


“Pancasila tetap saja tidak dipedomani secara nyata dalam cara kita mengurus bangsa dan negara. Ini merupakan suatu keteledoran konstitusional yang sangat menyakitkan, jika bukan telah dan sedang berlakunya pengkhianatan kolektif.” (Dikutip dari buku Islam dan Pancasila Sebagai Dasar Negara).

Harta Punya Fungsi Sosial

“Dalam Islam, harta selamanya punya fungsi sosial, sebab di dalamnya pasti terdapat cucuran keringat orang lain yang tidak boleh dibaikan. Pengabaian adalah sebuah kezaliman.” (Dikutip dari buku Krisis Arab dan Masa Depan Islam).

Jangan Tiru Nyanyian Ombak

“Kepada seluruh warga persyarikatan (Muhammadiyah), pendukung, dan simpatisan saya ulangi, janganlah kamu tiru nyanyian ombak yang hanya berdebur bila menghempas ke pantai. Tetapi jadilah air bah yang mengubah dunia dengan amalmu.” (Dikutip dari buku Menggugah Nurani Bangsa).

Laron Politik

“Laron-laron di Indonesia juga berterbangan di sekitar kiai, dukun, tokoh tarekat, wali kota, bupati, gubernur, direktur, dirjen, dan menteri. Kerja utama mereka adalah memuji dan membersa-besarkan sang tokoh. Jika tidak awas, sang tokoh pada akhirnya menjadi lupa daratan dan lupa lautan.” (Dikutip dari buku Menerobos Kemelut).

Lawan dari Kebiadaban

“Umat Islam tidak boleh membalas terorisme dengan terorisme. Harus dicari metode dan cara lain yang lebih beradab untuk menghadapi pihak lain yang mungkin ingin menghabisi kita secara biadab pula. Kebiadaban dilawan kebiadaban pasti akan menjadi bencana bagi kepentingan Islam jangka panjang.” (Dikutip dari buku Mencari Autentisitas dalam Kegalauan).

Pahami Al-Quran Secara Holistik

“Al-Quran haruslah dipahami secara holistik, diikuti benang merah ajarannya, sehingga di depan mata kita terlihat jelas bentangan sebuah pandangan dunia yang elok, asri, dan diliputi rasa keadilan yang penuh rahmat untuk semua makhluk, tanpa terkecuali.” (Dikutip dari buku Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan).


1.000 Tahun tidak Cukup

“Jika kemauan hati tidak dikendalikan, rasanya umur 1.000 tahun pun tidak memadai. Ditambah 1.000 tahun lagi juga tidak akan cukup.” (Dikutip dari buku Memoar Seorang Anak Kampung).

Lindungi Saudara Sebangsa

“Islam yang dianut oleh mayoritas penduduk tidak boleh mau menang sendiri. Saudara-saudara sebangsa dan setanah air tetapi berbeda iman haruslah dilindungi dan diperlakukan secara adil dan proporsional.” (Dikutip dari buku Titik-Titik Kisar di Perjalananku).


***

Itulah sitat-sitat kecil yang dikais dari pemikiran Buya Ahmad Syafii Maarif yang beberapa waktu lalu meninggalkan kita semua. Tentu, ia tak benar-benar meninggalkan kita, sebab pemikiran dan gagasannya selalu hidup dan memedomani kita memandang realitas saat ini. Semoga bermanfaat.

Posting Komentar

0 Komentar