Psikoterapi Islam untuk Lansia yang Terdampak Gempa di Cianjur


 

CIANJUR – Dra. Fitniwilis, M.Pd. salah satu dosen program studi Bimbingan dan Konseling FKIP Uhamka pada 28-29 Desember 2022 melaksanakan Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) bagi lansia di Desa Cijedil, Cianjur, Jawa Barat. Kegiatan PKM ini dilakukan atas kerja sama dari LPPM Uhamka dengan PP Aisyiyah Majelis Dikdasmen, LazisMU Uhamka, dan PDA Cianjur.

Gempa bumi di Cianjur terjadi pada Senin, 21 November 2022, dengan magnitude 5,6 terjadi pada pukul 13.21 WIB. Pusat gempa berada di darat 10 km Barat Daya Kabupaten Cianjur pada kedalaman 11 km. Kejadian gempa bumi tersebut diikuti dengan serangkaian kejadia gempa bumi susulan, hingga 6 Desember 2022 pukul 08.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 390 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

Akibat gempa tersebut, rumah-rumah di Desa Cijedil rusak parah dan ada yang roboh hancur hingga tidak berfungsi lagi, harus diratakan. Hanya beberapa yang masih utuh bertahan. Selain fisik rumah yang runtuh hancur itu, para lansia juga mengalami gangguan psikologis. Mereka trauma jika mengalami goncangan dan getaran kuat dari bumi. Mereka baru kali ini mengalami dan merasakan gempa yang sangat besar dampaknya sampai berakibat pada hancurnya rumah mereka.

“Alhamdulillah, ada tindakan cepat dari pemerintah daerah dan lembaga sosial serta masyarakat sekitar yang segera membangun hunian-hunian darurat sebagai pengganti tempat tinggal mereka bersama keluarga masing-masing,” ujar Fitni.

Fitniwilis mengatakan, dampak gempa yang menghancurkan rumah mereka itu membuat para lansia menjadi sedih, takut, dan cemas sehingga mengganggu psikologis mereka. Sebab, kata dia, usia yang sudah lanjut sedikit banyak berbagai pengalaman yang membuat mereka menjadi kuat, pasrah, ikhlas, dan nrimo, sadar ini musibah dan ujian dari Allah.


 

Atas keyakinan dan kekuatan yang dimiliki para lansia itu, pihaknya memberikan sentuhan lain melalui psikoterapi Islam. Para lansia harus melihat dan memandang suatu kejadian yang terjadi apa maknanya pada diri dan lingkungan, bagaimana mencegahnya musibah itu terutama dengan perilaku ibadah sehari-hari, bagaimana kepasrahan dan keikhlasan menerima musibah atau takdir yang terjadi dan yang belum terjadi.

Selanjutnya, Fitni mengajak para lansia tersebut untuk membuat suatu komitmen dalam menjalankan ibadah sesuai ajaran agama masing-masing, guna merancang langkah-langkah untuk masa depan untuk siap dengan segala bentuknya.

“Alhamdulillah, lansia yang hadir dalam kegiatan tersebut sebanyak 34 orang lebih, terdiri atas lansia laki-laki 3 orang, dan perempuan 31 orang. Usia mereka berkisar dari 50-77 tahun. Mereka hadir ada yang ditemani anak atau cucu, dan ada yang datang sendiri. Mereka sangat bersemangat mengikuti kegiatan psikoterapi Islam terutama pada sesi curhat, dan komitmen untuk Langkah ke depan,” ujarnya.

Suasana semakin meriah ketika sesi kegiatan berakhir dengan dokumentasi kegiatan dan foto bersama. Ditambah dengan penyerahan bingkisan dari Lazismu, PPA Majelis Dikdasmen, dan LPPM Uhamka. Hujan rintik tidak dihiraukan oleh para lansia. Mereka berkomitmen untuk tetap sehat, kuat, bahagia, lebih tekun beribadah karena sadar akhir umur sudah siap mereka hadapi.

Posting Komentar

0 Komentar